Jakarta, Pahami.id –
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sgiono menekankan transfer ribuan orang Palestina dari Gaza Ke Indonesia tidak dimaksudkan untuk memindahkannya dari wilayah tersebut.
“Sesuai dengan instruksi Presiden [Prabowo Subianto]Keberadaan mereka di Indonesia bersifat sementara dan tidak dimaksudkan untuk ‘memindahkan’ orang -orang Palestina dari tanah air mereka, “kata Suaono dalam sebuah pernyataan resmi pada hari Kamis (10/4).
Pernyataan Sugiono menanggapi spekulasi tentang Indonesia untuk mendukung pemukiman kembali Palestina dari Gaza setelah Prabowo mengatakan dia siap mengosongkan 1.000 Gaza.
Prabowo dalam sebuah pernyataan video mengatakan bahwa Indonesia siap mengirim pesawat untuk mengangkut korban perang, termasuk anak yatim.
“Situasi ini adalah bahwa semua pihak harus menyetujui ini. Kedua, mereka hanya di sini hanya untuk sementara pulih, dan ketika pulih dan sehat, kondisi Gaza mungkin, mereka harus kembali ke daerah mereka. YouTube Sekretariat Presiden Rabu (9/4) pagi pagi.
Prabowo menyatakan kunjungannya ke lima negara Timur Tengah, Uni Emirat Arab (UEA), Türkiye, Mesir, Qatar, dan Jordan saat ini hanya untuk bernegosiasi dengan para pemimpin negara mereka. Dia mengaku terus menerima panggilan telepon atau utusan yang meminta kesediaan RI untuk membantu Gaza.
Dalam hal ini, Sugiono mengatakan pernyataan Prabowo ingin mengulangi komitmen Indonesia untuk membantu perjuangan Palestina.
“Solidaritas rakyat dan pemerintah Indonesia ditunjukkan melalui berbagai bantuan dalam bentuk konstruksi kapasitas, pembangunan infrastruktur, dan tentu saja bantuan kemanusiaan,” kata Suaono.
Sugiono mengatakan bahwa Indonesia selalu secara konsisten mendorong penyelesaian konflik Palestina-Israel berdasarkan prinsip solusi dua negara dan mendorong penghentian semua bentuk kekerasan.
Indonesia, katanya, siap untuk memainkan peran yang lebih luas jika diminta oleh semua pihak yang relevan.
“Jika semua pihak ingin dan setuju, Indonesia juga bersedia menerima korban perang, terutama publik, untuk melakukan perawatan dan perawatan di Indonesia. Selain korban yang terluka, Indonesia bersedia menerima anak yatim untuk korban perang yang membutuhkan perawatan untuk trauma mereka,” kata Sgiono.
Menurut Sugiono, beberapa negara menyebutkan Mesir, Türkiye, Qatar dan Uni Emirat Arab telah menerima orang -orang Palestina yang telah menjadi korban invasi Gaza.
Hal yang sama dilakukan oleh Indonesia, yang bukan niat untuk memindahkan Palestina dari Gaza.
“Saya ingin menekankan lagi bahwa Indonesia menolak semua upaya yang akan menarik atau memindahkan orang -orang Palestina dari tanah airnya. Setiap upaya yang mengubah ‘demografis’ Gaza adalah pelanggaran internasional,” katanya.
Dia juga melaporkan bahwa RI berkonsultasi dengan berbagai negara, terutama pemerintah Palestina, tentang rencana tersebut. Menurutnya, Indonesia perlu memastikan bahwa semua langkah yang diambil diambil untuk kepentingan Palestina dan dukungan negara -negara di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga yang relevan untuk mengikuti arahan Prabowo, terutama dalam kaitannya dengan aspek teknis implementasi dari keberangkatan hingga pengembalian Palestina.
Waktu untuk mengimplementasikan rencana ini juga akan ditentukan jika semua konsultasi dan persiapan teknis selesai.
“Saat ini, pemerintah Indonesia terus bernegosiasi dengan berbagai negara dan persiapan di negara itu sebelum pelaksanaan rencana,” katanya.
(BLQ/BAC)