Jakarta, Pahami.id –
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Menuntut mutasi dokter yang bekerja di beberapa rumah sakit Kementerian Kesehatan bukan tanpa alasan yang jelas. Dia bilang sudah lama dilakukan.
Budi mengklaim bahwa upaya mutasi dilakukan untuk mendistribusikan petugas kesehatan dan akan dilakukan secara teratur di beberapa rumah sakit.
“Semuanya dimainkan, mengapa? Karena saya tidak ingin budaya itu bukan timur. Itu sangat kuat, saya melihatnya,” kata Budi di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (5/14).
Budi mengatakan sejauh ini ada budaya dokter untuk tidak berlatih di tempat di mana dia bukan tempat baginya untuk lulus sebagai dokter.
Oleh karena itu, ia percaya mutasi dilakukan untuk mengubah budaya persaingan yang tidak sehat.
“Kami akan melanjutkan mutasi. Niatnya adalah tidak melakukan apa -apa, niatnya adalah untuk meratakan dan menghilangkan budaya, sifat yang saya hanya ingin berada di rumah sakit ini, saya tidak ingin berada di tempat lain,” katanya.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Komisi Dewan Perwakilan IX pada hari Rabu (5/14), Asosiasi Anak Indonesia (Idai) keberatan dengan Dr. Yanuarso Basarah Piprim dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF).
Ketua Unit Koordinasi Kardiologi Idai dan Ketua Sumatra Utara Idai Rizky Adriansyah mengatakan upaya mutasi oleh Kementerian Kesehatan bukanlah upaya ekuitas.
Dia berpendapat bahwa equalizer tidak sejalan ketika Idai dibahas dengan Kementerian Kesehatan yang terkait dengan upaya untuk menyamakan petugas kesehatan anak -anak.
“Saya bingung mengapa cerita itu berputar di Jakarta bukan bagian dari rencana,” katanya pada pertemuan itu.
Setelah pertemuan itu, Piprim juga menyebutkan upaya mutasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tidak memenuhi prosedur tersebut.
“Sebenarnya, bagi kami, mutasinya tidak menjadi masalah karena kami telah melayani di tempat yang jauh lebih buruk daripada rumah sakit tempat kami bermutasi,” katanya.
(MAb/chri)