Jakarta, Pahami.id –
Mahkamah Agung (MA) Membutuhkan 1.956 hari untuk menyelesaikan Inspeksi Kasus Studi (PK) yang diajukan oleh kasus KTP elektronik (E-KTP) rahasia yang juga merupakan mantan pembicara parlemen Indonesia Indonesia Setaa Novanto.
“Usia kasus: 1.984 hari memutuskan: 1.956 hari,” kata halaman pendaftar MA pada hari Rabu (1/7).
Cnnindonesia.com Telah menghubungi juru bicara Ma Yanto untuk meminta penjelasan tentang masalah ini. Namun, orang yang dimaksud menyatakan bahwa ia bersaing sehingga ia tidak dapat memberikan informasi.
Mahkamah Agung memberi PK Setnov dan mengurangi hukuman yang relevan dari 15 menjadi 12,5 tahun penjara. Setnov juga dikenakan denda Rp500 juta dalam 6 bulan.
Selain itu, Setnov juga dijatuhi hukuman membayar biaya penggantian US $ 7.300.000 dikompensasi oleh RP5 miliar yang telah dipercayakan oleh penyelidik KPK dan mereka yang telah disetor oleh yang dihukum.
“Saldo (Uang Penggantian) RP49.052.289.803.00 Subsida 2 tahun penjara.”
Setnov juga telah dijatuhi hukuman penjahat tambahan dalam bentuk pembatalan hak untuk menduduki kantor publik selama 2 tahun dan 6 bulan sejak orang terpidana telah menyelesaikan periode kriminal.
Setnov dianggap telah melanggar Pasal 3 Juncto Pasal 18 Undang -Undang Korupsi (Undang -Undang Korupsi) Juncto Pasal 55 Paragraf 1 dari KUHP.
Nomor Kasus: 32 PK/PID.SUS/2020 telah diperiksa dan diadili oleh ketua Dewan Surya Jaya dengan Hakim Sinintha Yuliansih Sibarani dan Sigid Triyono. Panitera pengganti Wendy Pratama Putra. Keputusan dibacakan pada hari Rabu, 4 Juni 2025.
Cnnindonesia.com Pengacara Setnov telah dihubungi Maqdir Ismail untuk meminta tanggapan terhadap keputusan PK. Namun, orang yang dimaksud tidak menjawab.
Sebelumnya, Setnov, seorang politisi partai Golkar, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp500 juta dalam tiga bulan penjara oleh hakim Pengadilan Korupsi Jakarta.
Dia juga dijatuhi hukuman membayar penggantian US $ 7,3 juta minus RP5 miliar yang diberikan oleh terdakwa kepada penyelidik KPK dengan ketentuan penjara 2 tahun.
Hakim juga menuntut kejahatan tambahan dalam bentuk membatalkan hak untuk menduduki kantor publik 5 tahun dari yang dihukum atas hukuman untuk menjalani periode hukuman.
(Ryn/isn)