Berita Lima Rumah Terbakar, Warga Ketakutan

by
Berita Lima Rumah Terbakar, Warga Ketakutan


Makassar, Pahami.id

Lima rumah bagi penduduk untuk dibakar dengan dampak pembakaran bertarung Antara kelompok di distrik Tallo, MakassarSulawesi Selatan (Sulawesi Selatan). Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) telah diblokir ketika mereka akan memadamkan api.

Perkelahian menggunakan berbagai jenis panah, batu, dan parang untuk bom Molotov. Bahkan, mereka juga sering menyerang petugas polisi ketika mereka akan dibubarkan.

“Ada lima rumah hari ini (membakar) sebuah mobil, tapi saya menunggu penyelidikan terperinci,” kata Walikota Makassar Munafri Arifuddin, Selasa (9/23).


Tindakan pertempuran di distrik Tallo, kata Appi, julukannya, terjadi hampir setiap hari. Tapi dia mengklaim dia tidak tahu siapa dalang di balik pertarungan.

“Ya, hampir setiap hari kita tidak tahu karena kita tidak mendapatkan pelakunya dan sebagainya sehingga kita tidak mendapatkan informasi maksimal tentang apa dasar perang ini,” katanya.

Appi meminta polisi untuk mengambil tindakan tegas terhadap perkelahian yang telah membahayakan kehidupan masyarakat setempat.

Sementara itu, Kepala Polisi Makassar, Komisaris Senior Pol Arya Perdana mengatakan partainya akan segera mengatur posisi keamanan di beberapa titik yang sering digunakan sebagai pertarungan.

“Ya, kami akan memberikan posisi dalam rapat umum, untuk mengetahui bahwa pertarungan dikumpulkan, jadi untuk pelaku yang telah kami pelajari, kami akan tiba di akarnya,” kata Arya.

Arya menjelaskan bahwa pada saat ini partainya masih menyelidiki otak intelektual perkelahian yang terjadi di distrik Tallo.

“Ini adalah masalah antara desa -desa yang telah ada sejak lama, jadi kami mencoba menyelesaikan masalah ini,” kata Arya.

Pertengkaran harian, warga takut

Menurut pengakuan populasi, Tallo Tawuran, Makassar, terjadi hampir setiap hari. Banyak penduduk setempat takut dan mengosongkan barang -barang mereka untuk menghindari pembakaran oleh dua kelompok pemuda.

“Di sini pertarungan tidak tahu jam, biasanya dari jam 3 pagi sampai pagi, lalu, berlanjut di malam hari, berlanjut di sore hari,” kata salah satu warga Daeng Rahman.

Daeng Rahman, yang telah hidup selama beberapa dekade di wilayah ini, mengakui bahwa ia tidak tahu apa yang menyebabkan perkelahian tanpa akhir.

“Tidak tahu mengapa polisi datang untuk menyerang polisi,” katanya.

(mir/dal)