Berita Ledakan Pusat Data Korsel Berasal dari Baterai Lithium-Ion

by
Berita Ledakan Pusat Data Korsel Berasal dari Baterai Lithium-Ion


Jakarta, Pahami.id

Kebakaran yang terjadi di Pusat Data Nasional Korea Selatan (Korsel) di kota Daejeon karena ledakan Baterai lithium-ion di salah satu ruang komputer. Ledakan itu memicu layanan digital di Korea untuk lumpuh pada hari Sabtu (9/27) di pagi hari.

Dikutip dari YonhapBaterai Lithium-ion yang meledak meledak berada di ruang kelima Layanan Sumber Daya Informasi Nasional di Pusat Kota Daejeon.

Para pejabat mengatakan ledakan itu terjadi di salah satu baterai UPS atau catu daya pengganti di ruangan itu, ketika pekerja menghapusnya dari server untuk ditransfer ke ruang bawah tanah.


Ledakan itu kemudian menyebabkan api menghantam gedung. Api juga menghancurkan 400 paket baterai lithium-ion di ruang komputer.

Kebakaran itu juga menonaktifkan sistem ke layanan digital Korea yang beroperasi dari kantor pemerintah.

Perdana Menteri Korea Selatan (PM) Kim Min-Seok kemudian memerintahkan lini pemerintahan pemerintah, terutama Kementerian Dalam Negeri, untuk memulihkan layanan online sesegera mungkin.

Kim juga mengarahkan semua lembaga pemerintah pusat Korea Selatan untuk mempelajari sistem informasi internal dan eksternal untuk memastikan tidak ada masalah.

Dia kemudian meminta upaya ‘sebanyak mungkin untuk mencegah hilangnya penduduk karena kebakaran pusat data di Daejeon.

“Peralatan peraturan suhu dan kelembaban sedang diperbaiki. Setelah selesai, pemerintah berencana untuk mengaktifkan kembali server untuk mengembalikan layanan,” kata Perdana Menteri Kim Min-seok.

Selain itu, ia mengarahkan kementerian dalam negeri dan keamanan untuk segera mengevaluasi kerusakan yang disebabkan oleh fungsi layanan online pemerintah, dan memastikan layanan penting tersedia segera.

Sebaliknya, api menyebabkan korban terluka. Seorang karyawan menderita cedera pertama pada lengan dan wajah saat menangani baterai selama ledakan.

Beberapa situs web pemerintah juga tidak dapat diakses, sementara 647 layanan digital pemerintah untuk sementara dihentikan.

(FRL/ISN)