Berita Kuota Bikin Majikan di Malaysia Berebut, Buruh Migran Banjiri Bandara

by


Jakarta, Pahami.id

Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia, menerima 4.500 pekerja asing yang tiba pada 27 Mei 2024. Jumlah itu sekitar empat hingga sembilan kali lipat dari biasanya.

Penyebab banyaknya pekerja atau pekerja migran yang datang tak lain karena majikan di Malaysia harus buru-buru mendatangkan sebelum batas waktu yang ditentukan yakni Jumat (31/5).

Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan kerumunan TKA di area pintu masuk dua terminal Bandara Internasional Kuala Lumpur, di mana TKA terlihat duduk dan tergeletak di lantai.


Seperti dikutip Saluran Berita Asia (CNA), Departemen Imigrasi Malaysia dalam keterangannya pada Kamis (30/5) menyebutkan sejak 22 Mei, sebanyak 2.500 pekerja migran telah tiba setiap harinya, dan jumlah tersebut meningkat antara 4.000 hingga 4.500 pada Senin (27/5).

Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan kedatangan TKA sebelumnya yang biasanya mencapai 500 hingga 1.000 orang per hari, menurut departemen tersebut.

Mereka juga mengingatkan jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah hingga Jumat (31/5), berdasarkan informasi yang diterima dari maskapai yang telah menambah lebih banyak penerbangan ke Malaysia untuk memenuhi permintaan.

Departemen Imigrasi Malaysia mengaitkan kenaikan tersebut dengan upaya majikan mendatangkan TKA sebelum batas waktu Jumat (31/5) yang diusulkan pemerintah seiring dengan keputusan pembatalan kuota majikan bagi TKI yang belum mendapat izin masuk. visa dengan referensi setelah Maret 2024.

Pada tanggal 8 Maret, Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail mengatakan hal ini akan memungkinkan pemerintah mengukur kebutuhan pekerja asing di negaranya secara akurat, sebelum mempertimbangkan perlunya membuka kuota baru untuk menerima lebih banyak pekerja asing.

Para pelaku industri dan aktivis mengkritik langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa proses permohonan visa memakan waktu berbulan-bulan dan kemungkinan terlewatnya tenggat waktu dapat memaksa pemberi kerja untuk mengambil pekerja asing yang rentan.

Sejak tahun lalu, ribuan migran, sebagian besar dari Bangladesh dan Nepal, terdampar setelah tiba di Malaysia, di mana mereka diberitahu bahwa pekerjaan yang dijanjikan kepada mereka sebagai imbalan atas biaya perekrutan yang tinggi tidak lagi tersedia.

Namun, Saifuddin menolak seruan untuk membatalkan keputusan tersebut dan tetap berpegang pada batas waktu semula yaitu 30 September 2023, dengan alasan keamanan nasional.

Jumlah tenaga kerja asing berdasarkan kuota yang disetujui selama ini bisa mencapai batas yang ditetapkan pemerintah pada 31 Mei, ujarnya kemudian. Menurut pemberitaan media lokal, terdapat sekitar 2,17 juta pekerja asing yang sudah bekerja di Malaysia.

Departemen Imigrasi pada Kamis (30/5) menyatakan seluruh pekerja migran yang tiba di Malaysia harus menjalani screening dan menjalani pemeriksaan kesehatan di KLIA.

“Kami menghimbau agar pengusaha memberikan kerjasama penuh dengan hadir menyelesaikan proses keimigrasian pekerjanya, sehingga mengurangi kemacetan di stasiun kedatangan,” imbuhnya.

Departemen tersebut mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Malaysia Airports Holdings Bhd, yang mengelola KLIA, untuk mengambil “langkah segera” guna memastikan kenyamanan penumpang lainnya.

Hal ini termasuk menambah lebih banyak loket dan petugas imigrasi untuk mempercepat proses penyaringan dan verifikasi dan mengelola kerumunan besar, serta menyediakan makanan dan air untuk pekerja asing di bandara. “Departemen akan terus memantau dan memperbaiki situasi,” katanya.

(Wow)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);