Berita Korsel Diteror Peretasan 120 Ribu CCTV Rumah untuk Konten Porno

by
Berita Korsel Diteror Peretasan 120 Ribu CCTV Rumah untuk Konten Porno


Jakarta, Pahami.id

Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan menangkap empat tersangka pria yang meretas 120.000 kamera CCTV Rumah yang akan dijadikan bahan video porno pada Senin (1/11).

Menurut polisi setempat, keempat tersangka tidak memiliki hubungan darah satu sama lain dan melakukan kejahatannya secara independen. Salah satu pelaku mendapat penghasilan sekitar US$12 ribu (sekitar Rp199 juta) dari penjualan rekaman ke situs luar negeri yang membagikan konten ilegal, sedangkan pelaku lainnya mendapat keuntungan dua kali lipat dari aktivitas kriminal tersebut.


Dikutip Waktu New York, Rekaman ini berasal dari kamera yang memiliki akses langsung ke Internet dan dipasang di rumah, tempat usaha, fasilitas kesehatan, sauna, dan ruang lain yang umumnya berfungsi untuk memantau anak kecil atau hewan peliharaan.

Kamera jenis ini banyak digunakan di berbagai negara di dunia dengan keamanan privasi yang buruk.

Peretas juga bisa masuk ke dalam perangkat karena password yang digunakan sangat lemah, misalnya kombinasi karakter yang berulang atau angka yang berurutan.

Kementerian Sains Korea Selatan mengatakan pada Selasa (2/12) bahwa pemerintah sedang mempelajari aturan baru yang akan membuat kamera CCTV rumah diblokir kecuali pengguna membuat nama akun dan kata sandi yang rumit.

Peretasan data pribadi dan kamera CCTV telah lama menjadi momok bagi warga Korea Selatan. Masyarakat, khususnya perempuan di negara ginseng, seringkali menjadi subjek dan sasaran seksual para pelaku yang memasang kamera tersembunyi, terutama di toilet umum, stasiun kereta bawah tanah, dan kamar hotel.

Kasus ini adalah yang terbaru dalam upaya Korea Selatan selama lebih dari satu dekade untuk memerangi praktik penyadapan elektronik ilegal yang membahayakan perangkat sehari-hari banyak orang.

Kepala Unit Investigasi Terorisme Siber, Kim Young-Woon, mengatakan tersangka dalam kasus ini didakwa melanggar peraturan anti-peretasan.

Tiga di antaranya ditangkap dan menghadapi dakwaan tambahan karena membuat atau menjual materi video seksual, termasuk melibatkan anak-anak. Sedangkan tersangka lainnya dibebaskan setelah ditangkap.

Kim juga mengatakan jumlah korban sulit ditentukan dan situs tempat video tersebut didistribusikan juga sedang diselidiki. Sementara itu, otoritas setempat tidak menyebutkan merek kamera yang diretas tersebut.

Selama lebih dari satu dekade, Korea Selatan menghadapi maraknya kamera tersembunyi untuk merekam video seksual, terutama yang menargetkan perempuan muda.

Polisi mencatat hampir 50.000 penangkapan sepanjang tahun 2011 hingga 2022 terkait pembuatan konten seksual dari kamera.

Menurut profesor sains kepolisian di Universitas Wanita Sungshin, Hakka Yong Kim, laporan pertama tentang konten seksual yang ditangkap dari kamera keamanan muncul pada tahun 2017.

Ia menegaskan, kejahatan semacam ini bukanlah hal baru dan diperkirakan dampaknya akan semakin meningkat.

Di Amerika, kasus serupa juga terjadi. Tahun lalu, perusahaan kamera keamanan yang berbasis di California, Verkada, setuju untuk membayar sekitar US$3 juta (sekitar Rp.

Sementara itu, video dari puluhan ribu kamera di Tiongkok juga telah diperjualbelikan di media sosial, dimana kelompok yang didukung Iran mencoba memata-matai Israel melalui kamera keamanan swasta.

Jadi pihak berwenang Israel meminta warganya untuk mengubah kata sandi mereka dan menginstal pembaruan perangkat lunak.

(RNP/RDS)