Jakarta, Pahami.id –
Polisi Seoul Korea Selatan Berhasil menemukan jaringan penjahat pornografi dalam di telegram yang telah mengeksploitasi lebih dari 234 orang, termasuk 159 anak di bawah umur, sejak 2020.
Kasus ini diyakini sebagai salah satu kejahatan seksual digital terbesar di Korea Selatan
Unit Investigasi Polisi Virtual Metropolitan Seoul telah menangkap 14 anggota jaringan, termasuk 33 orang yang dicurigai sebagai administrator yang membentuk kelompok telegram dan memimpin serangkaian gangguan di ratusan ruang obrolan yang dienkripsi di telegram.
“14 orang adalah salah satu pemimpin kelompok yang menggunakan julukan ‘pendeta’ yang ditangkap pada 14 Januari,” kata petugas polisi metropolitan Seoul Oh Kyu Shik, seperti dikutip dari Selat, Kamis (1/23).
Menurut penyelidik, 73 orang tambahan telah diidentifikasi tentang kasus ini. Mereka memberikan konten pornografi palsu dari kontak mereka menggunakan teknologi Deepfake. Karena total 40 dari mereka sedang dalam penyelidikan kriminal, satu orang ditangkap, sisanya masih berburu.
Untuk 234 korban dalam empat tahun terakhir, 159 telah diidentifikasi sebagai remaja dari 57 pria dan 102 wanita. Polisi mengatakan sepuluh remaja diperkosa, difilmkan dan ditargetkan oleh bentuk kekejaman lain oleh para pemimpin jaringan.
“Tidak seperti kebanyakan kejahatan seks yang menargetkan kelompok usia atau jenis kelamin tertentu, kejahatan kelompok ini ditujukan untuk korban acak dari berbagai kelompok,” kata polisi.
Jaringan mendekati target mereka di telegram dan kemudian mendapatkan informasi pribadi mereka. Mereka kemudian mengancam untuk mendistribusikan informasi ini jika mereka tidak mematuhi instruksi.
Kasus ini mirip dengan kasus yang dikenal sebagai “ruang ke -N” di mana 73 wanita diprovokasi oleh telegram dan kemudian menargetkan berbagai tindakan pelecehan seksual dari Mei 2019 hingga Februari 2020.
Cho Joo-Bin, yang dijuluki “Dokter,” menjalani 42 tahun penjara.
(FBY/RDS)