Berita Korea Selatan Cetak Rekor Angka Kelahiran Terendah Sepanjang Masa

by


Jakarta, Pahami.id

Korea Selatan mencatat angka kelahiran terendah sejak mereka mulai mencatat angka kelahiran dan angka kesuburan pada tahun 1970.

Kepala Divisi Sensus Penduduk Departemen Statistik Korea Selatan, Lim Young Il mengatakan angka kelahiran menurun lebih dari lima persen.


Jumlah bayi baru lahir pada tahun 2023 sebanyak 230.000, berkurang 19.200 dibandingkan tahun sebelumnya, artinya turun 7,7 persen, kata Lim, dikutip AFPRabu (28/2).

Lim kemudian berkata, “Jumlah bayi baru lahir, angka kelahiran, dan angka kelahiran kasar semuanya berada pada tingkat terendah sejak tahun 1970.”

Korea Selatan baru mulai mengumpulkan data dan mencatat angka kelahiran tahunan pada tahun 1970.

Lim juga mengatakan angka kelahiran di Korea Selatan merupakan yang terendah di antara negara-negara OECD yaitu 0,7.

Menurut data statistik Korea Selatan, tingkat kesuburan negara itu akan menjadi 0,72 pada tahun 2023, turun hampir 8 persen dari tahun sebelumnya.

Tingkat kesuburan berhubungan dengan jumlah anak yang akan dimiliki seorang wanita seumur hidupnya.

Lebih lanjut Lim menjelaskan, rata-rata usia perempuan Korea Selatan untuk melahirkan adalah 33,6 tahun, yang merupakan usia tertua di antara anggota OECD.

Sementara angka kelahiran bruto pada tahun 2023 sebesar 4,5, turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,9.

Angka terbaru di Korea Selatan jauh di bawah angka 2,1 yang dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah penduduknya.

Institute for Health Metrics and Evaluation dari University of Washington menyatakan dengan tingkat kesuburan saat ini, populasi Korea Selatan akan berkurang setengahnya menjadi 26,8 juta jiwa.

Korea Selatan saat ini sedang menghadapi ancaman pengurangan populasi atau penurunan populasi baru-baru ini. Bahkan pemerintah telah memberikan solusi dengan menawarkan serangkaian bantuan untuk mendorong masyarakat memiliki anak.

Beberapa program bantuan mencakup subsidi tunai, layanan pengasuh anak dan dukungan untuk perawatan kesuburan. Namun upaya ini tidak berhasil.

Para ahli mengatakan ada beberapa alasan rendahnya angka kelahiran, seperti tingginya biaya penitipan anak dan tingginya persaingan dalam masyarakat sehingga sulit mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang baik.

(isa/bac)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);