Berita Korban Tewas Badai Terkuat di Bumi Tahun Ini Jadi 50 Orang

by
Berita Korban Tewas Badai Terkuat di Bumi Tahun Ini Jadi 50 Orang


Jakarta, Pahami.id

Jumlah kematian sebagai akibatnya Badai Melissa bertambah menjadi hampir 50 orang, sementara 20 orang lainnya masih hilang pada Kamis (30/10) di negara-negara di kawasan Karibia.

Badan Pertahanan Sipil Haiti melaporkan jumlah korban tewas di negara itu mencapai 30 orang, dengan 20 orang terluka dan 20 lainnya masih hilang. Mereka juga menyatakan, lebih dari 1.000 rumah terendam, dan sekitar 16.000 orang kini berlindung di kamp pengungsian.

Di Jamaika, Menteri Penerangan Jamaika Dana Morris Dixon mengatakan jumlah korban tewas mencapai 19 orang.


Korban tewas akibat Badai Melissa kini tercatat 19 orang, kata Dixon seperti dikutip AFP.

Dari jumlah tersebut, sembilan korban berasal dari Westmoreland dan delapan dari St. Louis. Elizabeth, dua provinsi di Jamaika bagian barat yang paling terkena dampaknya.

Pemerintah Jamaika mengatakan jumlah korban tewas sulit ditentukan karena daerah yang terkena dampak paling parah sulit diakses, dan beberapa warga tidak dapat menghubungi keluarga mereka.

Pusat Badai Nasional (NHC) Amerika Serikat menyatakan kondisi badai tropis melanda negara-negara di kawasan Karibia, dan memperingatkan kecepatan angin maksimum hingga 155 kilometer per jam.

Badai ini merupakan salah satu badai terkuat yang pernah tercatat. Menurut penelitian Imperial College London, kekuatannya menjadi empat kali lebih besar akibat perubahan iklim akibat aktivitas manusia.

Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), Badai Melissa mencatatkan rekor badai paling kuat yang melanda Jamaika sejak tahun 1935, ketika melanda Jamaika. Badai juga melanda Kuba.

Di bagian timur Kuba, Badai Melissa menghancurkan jendela-jendela, memutus saluran listrik dan komunikasi, serta merobohkan atap dan pepohonan.

“Melissa benar-benar menghancurkan kami,” kata Felicia Correa, warga La Trampa dekat El Cobre, kepada AFP.

“Kami telah mengalami kesulitan besar, dan sekarang situasi kami bahkan lebih buruk lagi,” ujarnya.

Menanggapi bencana tersebut, pemerintah Kuba mengatakan sekitar 735.000 orang telah dievakuasi, terutama di provinsi Santiago de Cuba, Holguin dan Guantanamo.

Menurut Pusat Badai Nasional AS (NHC), banjir di Bahama diperkirakan akan mulai surut. Namun ketinggian air di Kuba, Jamaika, Haiti, dan Republik Dominika masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Kejadian ini menimbulkan perhatian dari luar negeri. Amerika Serikat telah mengirimkan tim bantuan dan penyelamatan bencana ke Republik Dominika, Jamaika, dan Bahman. Pasukan tambahan juga menuju ke Haiti.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan partainya “siap memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Kuba yang terkena dampak Badai Melissa,” meskipun hubungan politik kedua negara tegang.

Sementara itu, pemerintah Inggris mengumumkan dana darurat sebesar US$3,3 juta (sekitar Rp 52,14 miliar) untuk kawasan Karibia, serta menyediakan penerbangan terbatas bagi warga Inggris yang ingin meninggalkan wilayah tersebut.

Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB, Simon Stiell, mengkhawatirkan hal serupa,

“Ini merupakan pengingat akan pentingnya percepatan tindakan global dalam menghadapi krisis iklim di semua sektor,” katanya.

(RNP/DNA)