Medan, Pahami.id —
Kasus pembunuhan berencana Meninggalnya reporter Tribrata TV Rico Perfect Pasaribu dan tiga anggota keluarganya di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, terus menyedot perhatian. Koptu HB yang diduga dalang kasus tersebut rupanya sudah diperiksa Pomdam AD.
“Koptu HB sudah diperiksa di internal satuan, Kodam TNI juga sudah diperiksa. Saya belum tahu sudah berapa kali diperiksa detailnya. Kita tunggu saja hasil penyidikannya,” kata Kapolri. Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi kepada CNNIndonesia.comRabu (14/8).
Kristomei menegaskan TNI berkomitmen mengusut tuntas kasus tersebut. Jika Koptu HB terbukti melakukan pembunuhan berencana, maka pihaknya akan memberikan sanksi tegas.
Kalau dia terbukti bersalah pasti kita hukum. Nggak mungkin kita tutupi. Kalau orangnya cuma satu (Koptu HB), buat apa kita tutupi. , kalau memang dia terlibat pembunuhan berencana kenapa harus ditutup-tutupi?
Meski begitu, pihaknya tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah. Oleh karena itu, Kristomei meminta keluarga korban bersabar menunggu hasil penyidikan kasus tersebut.
“Untuk apa melindungi diri? Tapi tunggu dengan sabar. Jangan sampai hasil penyidikan ini salah. Kita juga mengedepankan asas praduga tak bersalah. Harus ada bukti-bukti yang diperiksa. Tidak bisa berbuat apa-apa, harus ada analisa.” Kemudian hasil pemeriksaan polisi dan “Kami sedang sinkronisasi ke Pomdam Militer,” tegasnya.
Dalam rekonstruksi yang dilakukan Polda Sumut di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut pada Jumat (19/7), terungkap Koptu HB telah bertemu dengan salah satu tersangka bernama Gratis Ginting alias Bulang.
Dalam pertemuan tersebut, Koptu HB meminta Bulang menemui korban Rico Perfect Pasaribu untuk membahas berita perjudian yang diunggah korban di media sosial. Terkait hal itu, Kristomei mengaku penyidik masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Hasil pemeriksaannya belum kita pantau karena masih berkembang sambil menunggu sinkronisasi penyidikan dari kepolisian. Harus sabar, tidak boleh terburu-buru dalam penyidikan seperti itu. Nanti salah lagi,” kata Kristomei. .
Sementara terkait Koptu HB yang diduga pemilik lapak judi di Jalan Kapten Bom Ginting, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut, kata Kristomei, masih dilakukan pemeriksaan. Namun, tambah Kristomei, rumah tersebut milik Koptu HB.
Barang buktinya juga kita periksa. Sampai dikabarkan terlibat perjudian. Didapatkan bukti sementara bahwa tempat itu miliknya. Tapi disewakan kepada orang lain. Ada juga tanda persewaannya. Adapun apa itu dulunya, dia (Koptu HB) mengaku belum mengetahuinya. Jadi “Masih dalam pengembangan, jadi tunggu dan bersabar,” ujarnya.
Kristomei mengatakan, saat ini Kodam dan Polri masih menyelidiki kasus tersebut. Proses penyidikan, lanjutnya, masih belum tuntas. Oleh karena itu, kesimpulan dari hasil penyelidikan akan disampaikan kemudian.
“Hasil penyelidikannya belum lengkap, jadi belum bisa kami sampaikan satu per satu. Kesimpulan akhir akan kami sampaikan setelah semuanya ada, semuanya akan kami sampaikan,” ujarnya.
Sebelumnya, kebakaran menghanguskan kedai kopi dan kios retail milik Rico Perfect Pasaribu, reporter media Tribrata TV di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut pada Kamis (27/6) sekitar pukul 03.40 WIB.
Dalam kejadian tersebut, Perfect Pasaribu (40) tewas terbakar bersama istrinya Eprida Br Ginting (48), putranya Sudiinveseti Pasaribu (12) dan cucunya Lowi Situngkir (3).
Kebakaran terjadi setelah korban melaporkan dugaan perjudian yang melibatkan petugas TNI berinisial HB di Jalan Kapten Bom Ginting, Desa Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Komite Keamanan Jurnalis (KKJ) Sumut mengungkapkan, korban mendapat uang saku berjudi mingguan dari petugas.
(fnr/anak)