Jakarta, Pahami.id —
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali KhameneSaya menanggapi keluarnya surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Dalam komentar pertamanya pada Senin (25/11), Khamenei mengatakan ICC tidak akan cukup hanya meminta penangkapan Netanyahu. Sebaliknya, menurutnya Netanyahu pantas menerima hukuman mati.
“Mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya, tapi itu tidak cukup,” kata Khamenei dalam pidatonya di hadapan pasukan paramiliter Basij pada hari Senin.
“[Seharusnya mereka memerintahkan] hukuman mati bagi Netanyahu. “Hukuman mati bagi pemimpin kejahatan ini harus diberikan,” lanjutnya seperti dikutip AFP.
Demikian komentar pertama Khamenei setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu pada Kamis (21/11). Dalam rilisnya, ICC tidak hanya memerintahkan penangkapan Netanyahu, tetapi juga mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan kepala sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, Mohammed Deif.
Iran adalah musuh setia Israel dan sekutu dengan berbagai kelompok milisi di Timur Tengah, mulai dari Hamas Palestina, Hizbullah Lebanon, hingga Perlawanan Islam di Irak.
Teheran juga sangat mendukung serangan Hamas terhadap Israel, termasuk serangan pada 7 Oktober 2023.
Hakim ICC dapat menghukum tersangka hingga 30 tahun penjara dan, dalam keadaan luar biasa, penjara seumur hidup. Namun ICC tidak bisa menjatuhkan hukuman mati.
Surat perintah penangkapan pra-sidang secara teoritis membatasi pergerakan Netanyahu, karena salah satu dari 124 negara anggota pengadilan akan diwajibkan untuk menangkapnya jika dia berada di wilayah mereka.
Ketua Jaksa ICC Karim Khan telah mendesak anggotanya untuk bertindak berdasarkan surat perintah tersebut. Ia juga mendesak negara-negara non-anggota seperti Israel, Iran, Amerika Serikat dan Tiongkok untuk bekerja sama dalam “menegakkan hukum internasional”.
(blq/baca)