Berita Ketum PBNU Gus Yahya: Kami Menghindari Perkubuan

by
Berita Ketum PBNU Gus Yahya: Kami Menghindari Perkubuan


Jakarta, Pahami.id

Yahya Cholil Staqu Atau Gus Yahya yang masih mengaku sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengaku menghindari faksi-faksi di organisasi tersebut.

“Jadi, pertama-tama, kami tidak menganggap isu ini sebagai sebuah kamp, ​​kami menghindari, menghindari persepsi sebagai sebuah kamp.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya mengukuhkan dirinya sebagai Ketua PBNU. Gus Yahya mengatakan, keputusan rapat harian Suriah terkait pemecatannya tidak sejalan dengan otoritas organisasi tersebut.


Rapat mengambil keputusan di luar kewenangannya sehingga keputusan tersebut tidak sah karena diambil oleh lembaga yang bukan kewenangannya, ujarnya.

Kemudian terkait penunjukan Zulfa oleh Syuriah, menurutnya hal tersebut tidak bisa diterima karena menurutnya tidak sesuai aturan PBNU.

Artinya kalau basisnya tidak diterima, maka yang berdasarkan basis itu tidak bisa diterima, itu saja, jadi kita lihat saja sesuai aturan, karena tidak diterima, dianggap tidak ada, itu saja, kata Gus Yahya.

Hari itu, Gus Yahya mengaku pihaknya gagal menggelar rapat paripurna tandingan PBNU. Ia mengatakan, rapat paripurna tidak bisa digelar karena Rais Aam Pbnu Kh Miftachul Akhyar dan jajarannya tidak hadir dalam agenda tersebut.

“Nah, karena pada kesempatan ini Rais Aam tidak hadir bersama kami, maka tidak mungkin forum ini dilanjutkan sebagai rapat paripurna,” ujarnya.

Untuk agenda yang diagendakan hari itu, Gus Yhya mengaku sudah mengirimkan undangan kepada 216 anggotanya untuk menghadiri rapat paripurna tersebut. Namun pertemuan tersebut hanya dihadiri 78 orang.

Seminggu yang lalu kami telah mengirimkan surat kepada seluruh anggota paripurna PBNU dari Mustasyar, Harian Syuriyah, A’Wan, Tanfidziyah, lembaga dan badan otonom, kata Yahya.

“Kami mengirimkan undangan kepada total 216 pegawai untuk menghadiri rapat paripurna sore ini, dan kemudian dihadiri oleh 78 pegawai dari seluruh elemen tersebut,” ujarnya.

Karena tak hadirnya Rais Aam, Yahya mengatakan rapat yang semula berstatus paripurna diubah menjadi rapat koordinasi dan digelar tertutup dari awak media.

Zulfa menyandang gelar unifikasi kepengurusan NU

Sementara itu, di hari yang sama di tempat terpisah, Zulfa Mustofa yang dilantik sebagai Ketua Umum PBNU pada PLENENY INISIASI SYARIAH PBNU menggelar pertemuan dengan pengurus pusat, daerah, cabang, dan juga pengurus cabang khusus NU (PCINU).

Zulfa melakukan konsolidasi secara online. Unifikasi tersebut dilakukan Zulfa usai dilantik sebagai Pj Ketum pada rapat paripurna PBNU Suriah di Jakarta, Selasa (9/12) sore.

Hadir dalam rapat unifikasi yang digelar Zulfa, Kamis malam antara lain Rais Syuriah Pbnu Mohammad Nuh, Wakil Rais Aam Kh Afifuddin Muhajir, Wakil Rais Aam yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Mui Anwar Iskandar.

Kemudian disebutkan Pengurus Pusat PBNU, lebih dari 30 pengurus daerah, lebih dari 400 pengurus cabang seluruh Indonesia, serta PCINU turut hadir.

Plt Ketua PBNU Kh Zulfa Mustofa menyampaikan siaran pers pada rapat paripurna PBNU di Jakarta, Rabu (10/12/2025). (Antara Foto/Fauzan)

Dalam agenda rapat bertajuk sosialisasi hasil rapat paripurna PBNU, Zulfa menegaskan dirinya telah diberi amanah untuk menjalankan tugasnya sebagai ketua organisasi.

Ia juga meminta seluruh jajaran pengurus untuk kompak dan bersatu menjalankan fungsi pengabdian kepada masyarakat NU dan seluruh masyarakat Indonesia.

“Saya memahami betul bahwa saudara-saudara di bawah kemarin belum yakin dengan keputusan dan keputusan rapat paripurna yang menunjuk saya.

Di hari yang sama, Zulfa juga mengunjungi Pwnu Banten untuk meninjau proses pengembangan universitas NU. Ia menegaskan, roda organisasi NU berjalan normal.

“Nu sudah kembali normal, sehat kembali dan siap melanjutkan studi,” ujarnya.

Janji sahnya Keputusan Pengurus Daerah

Dalam konsolidasi kemarin, Zulfa juga menegaskan akan sesegera mungkin membenahi internal lembaga. Salah satunya adalah masalah administratif namun sangat penting bagi organisasi, seperti validitas keputusan manajemen baik di tingkat cabang maupun daerah.

“Saya berjanji tidak akan menunda semua keputusan tersebut karena saya tahu itu berkaitan dengan pengabdian,” kata keponakan mantan Rais PBNU Aam Ma’ruf Amin yang kini menjadi mustasyar atau penasihat PBNU itu.

Selain itu, percepatan penataan kelembagaan Zulfa juga sejalan dengan agenda besar yang juga dipercayakan kepadanya dalam rapat paripurna PBNU yakni pelaksanaan Kongres tahun depan.

Ia juga berjanji akan menepati amanah tersebut dan menyelenggarakan Kongres yang bersih dan beradab.

“Segera persiapkan Kongres secepat mungkin, seadil-adilnya, sebersih mungkin, sejujur ​​​​mungkin dan kami bertekad untuk menghindari Politik Uang “Di Kongres, kami akan mengembalikan sesuatu yang hilang di NU, yaitu kesusilaan,” ujarnya.

(keluarga/mnf/anak-anak)