Berita Kenapa Nihil Negara Bantu Flotilla dari Israel di Laut Internasional?

by
Berita Kenapa Nihil Negara Bantu Flotilla dari Israel di Laut Internasional?


Jakarta, Pahami.id

Israel merebut dan menangkap ratusan aktivis dari kapal yang dimasukkan ke dalam armada Global Sumud Flotilla (GSF) membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Bajak laut dan penangkapan terjadi di perairan internasional ketika kapal mendekati perairan Gaza pada hari Rabu (1/10) malam.


Juru bicara GSF Saif Abukeshek mengatakan Israel menculik 201 dari kapal yang mencari bantuan kemanusiaan ke Gaza. Salah satu yang dibawa Israel adalah aktivis Swedia Greta Thunberg dan 12 Malaysia.

Sejauh ini tidak ada negara yang bersedia mengirim bantuan untuk membantu aktivis Israel yang diculik di perairan internasional ini. Mengapa itu?

Sebelum armada GSF mendekati Gaza, Kementerian Pertahanan Italia mengatakan bahwa kapal Fregate dikerahkan untuk mengendalikan armada GSF yang memutuskan untuk berhenti. Pada saat itu, kapal itu berjarak 278 km dari perairan Gaza.

Menteri Pertahanan Italia Guido Cakenetto juga menduga bahwa kapal GSF akan dicegat di lautan tinggi dan aktivis akan ditangkap.

Perdana Menteri Italia Giorgia meloni kemudian meminta armada untuk berhenti berlayar. Misi bantuannya, lanjutnya, dapat merusak gencatan senjata yang diusulkan yang diusulkan oleh Pemerintah Donald Trump.

Namun, Sumud Flotilla Global menekankan untuk terus berlayar. Keputusan Italia dapat dibuat untuk menghindari konfrontasi dengan Israel karena kapal terdekat.

“[Kapal Italia] Religius bagi kita sampai -sampai bahaya dan kemudian mencoba memisahkan kita, membawa kita kembali ke pantai dengan tangan kosong, sementara Israel terus membantai dan membuat warga Palestina kelaparan tanpa hukuman, “kata GSF beberapa hari yang lalu, dikutip oleh ABC Net.

Setelah kapal GSF disita dan sukarelawan diculik oleh Israel, komunitas internasional penuh dengan tentara Zionis.

Pemerintah dari negara yang diculiknya sibuk meminta Israel untuk membebaskan rakyat dan mencoba memanfaatkan saluran diplomatik. Misalnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

“Tim saya dan saya secara aktif menghubungi pihak -pihak yang berkepentingan, termasuk menggunakan saluran diplomatik untuk memastikan sukarelawan dan aktivis Malaysia ASEAN akan segera dirilis,” tulis Anwar di Instagram, Kamis (2/10).

Malaysia, katanya, juga akan mengambil tindakan sesuai dengan tindakan brutal Israel.

Anwar juga mencari bantuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Mesir Abdul Fattah El Sisi untuk membantu membebaskan rakyatnya untuk ditahan oleh Israel.

Selain itu, Anwar meminta pihak berwenang AS untuk campur tangan dan segera bertindak bahwa sukarelawan yang ditahan oleh Israel dengan cepat dibebaskan.

Prancis, yang rakyatnya ditahan, juga meminta Israel untuk memberikan akses konsuler dan memungkinkan mereka untuk kembali ke pemilik Menara Eiffel.

Sementara itu, anggota parlemen AS dari Partai Demokrat telah menyerukan agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk melindungi armada GSF, seperti dikutip oleh Al Jazeera.

(Isa/DNA)