Jakarta, Pahami.id —
Brasil memveto permintaan tersebut Venezuela untuk bergabung menjadi anggota BRIK pada KTT BRICS ke-16 yang diadakan di Kazan, Rusiadari 22 hingga 24 Oktober.
Keputusan ini membuat marah Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Maduro berjanji negaranya tidak akan bungkam lagi.
“Tidak ada yang akan menghentikan atau membungkam Venezuela, tidak hari ini, tidak besok, tidak selamanya,” kata Maduro ketika kembali ke Venezuela setelah menghadiri KTT BRICS di Rusia seperti dilansir AFP.
Selain itu, ia juga menyebut keputusan Brazil yang memveto negaranya bergabung dengan BRICS sebagai tindakan yang “bermusuhan” dan “tidak bermoral”.
Mengapa Brazil memveto Venezuela untuk bergabung dengan BRICS?
Keputusan Brazil untuk memveto upaya Venezuela bergabung dengan BRICS tentu bukan tanpa alasan.
Hal ini terjadi karena hubungan kedua negara, khususnya antara Presiden Venezuela, Nicolas Maduro dan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, kini dikabarkan sedang buruk.
Luiz sebenarnya adalah sekutu lama Maduro. Namun, hubungan mereka tegang sejak Maduro terpilih kembali sebagai presiden Venezuela pada 28 Juli.
Dia mengatakan Maduro tidak punya hak untuk memenangkan pemilu. Sebab, ia menuding Maduro memenangkan pemilu dengan cara curang.
Alhasil, hubungan kedua presiden negara yang terletak di Amerika Selatan itu semakin hangat.
Terakhir, Presiden Luiz memutuskan untuk memveto Venezuela yang ingin bergabung dengan BRICS pada KTT BRICS ke-16 yang diselenggarakan di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober pekan lalu.
Saat ini BRICS beranggotakan 10 anggota tetap yaitu Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Republik Demokratik Kongo (DRC).
Selain anggota tetap, BRICS juga memiliki mitra yang terdiri dari 13 negara, seperti dilansir Malaysia Focus. Negara-negara mitra termasuk Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, Vietnam, Indonesia dan Malaysia.
(gas/bac)