Berita Kemlu Evaluasi Skema Perlindungan Staf buntut Kasus KBRI Lima

by
Berita Kemlu Evaluasi Skema Perlindungan Staf buntut Kasus KBRI Lima


Jakarta, Pahami.id

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kementerian Luar Negeri RI) akan mengevaluasi skema perlindungan staf di luar negeri setelah pembunuhan staf Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di LimaPeru, Zetro Leonardo kuno.

Wakil Menteri Indonesia Anis Matta mengatakan insiden Zetro adalah pelajaran bagi Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan perlindungan staf di negara -negara asing.

“Ini pasti akan menjadi pelajaran, jadi kasus kami akan belajar meningkatkan perlindungan bagi para diplomat kami di luar negeri,” kata Anis setelah pertemuan kerja dengan pemberian Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Senayan, Jakarta, seperti yang disebutkan Di antaraSelasa (2/9).


Anis mengatakan pada saat ini Kementerian Luar Negeri Indonesia sedang belajar. Dia berharap kebijakan baru akan melindungi diplomat dan staf Indonesia.

“Kami sedang belajar dan semoga Tuhan siap, akan ada kebijakan baru yang dapat kami ambil untuk perlindungan bagi para diplomat kami,” katanya.

Zetro meninggal setelah ditembak beberapa kali oleh orang asing selama bersepeda di depan apartemennya di Lince City pada 1 September.

Polisi negara Peru mengatakan Zetro ditembak oleh seorang pembunuh penembakan.

Menteri Urusan Peru Carlos Malaver juga menyatakan bahwa insiden itu adalah upaya untuk membunuh seorang pembunuh bayaran.

Dia mengatakan bahwa tidak ada barang zetro yang dicuri karena pelaku menunggunya membuka kepalanya langsung ke kepalanya.

Sampai saat ini, penembak Zetro masih menjadi pengungsi.

Zetro adalah kanselir muda di Kedutaan Besar Indonesia dalam lima porsi di Peru lima bulan lalu. Kementerian Luar Negeri Indonesia telah mengirim memorandum diplomatik ke Kementerian Luar Negeri sehingga kasus tersebut diselidiki dengan cermat.

Sementara itu, Presiden Peru Dina Boluarte, ia meminta maaf kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto setelah insiden itu.

Kasus pembunuhan di Peru dilaporkan meningkat. Sejak Januari 2025, ada lebih dari 450 pembunuhan yang dicatat di negara ini.

Jumlah pembunuh oleh pembunuh juga telah melonjak secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan New York Times.

(BLQ/SFR)