Berita Kemenag Ungkap Sebab Beda Tanggal Iduladha Indonesia dan Arab Saudi

Jakarta, Pahami.id —

Direktur Jenderal Bina Umat Islam Kementerian Agama (Kementerian Agama) Kamaruddin Amin mengatakan ada perbedaan tanggal hari raya Idul Adha antara Arab Saudi dan Indonesia tahun ini karena kedua negara ini memiliki zona waktu yang berbeda.

Pemerintah Indonesia menetapkan Idul Adha pada 17 Juni 2024. Sedangkan pemerintah Arab Saudi menetapkannya pada 16 Juni.

“Beda zona [waktu] Sangat jauh. Waktu terbenamnya matahari berbeda-beda, rukyat dilakukan pada waktu tersebut [Magrib] Kanan Karena jarak antar zona sangat jauh, kata Kamaruddin di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (7/6).

Kamaruddin mengatakan, perbedaan tanggal libur Aidil Adha antara Indonesia dan Arab Saudi kerap terjadi. Baginya, perbedaan tersebut adalah hal yang lumrah.

<!–

–>

“Karena tidak ada hukum global maka tidak bisa, karena perbedaan rotasi bumi dan bulan menyebabkan keduanya tidak sama,” ujarnya.

Kamaruddin kemudian menjelaskan tentang puasa Arafah, sedangkan tanggal Idul Adha berbeda antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. Baginya, pelaksanaan puasa Arafah bisa mengikuti keputusan pemerintah di negara tempat ia tinggal saat itu.

“Yang di sana ikuti di sana, masyarakat di Saudi ikuti keputusan Saudi. Di sini kita ikuti keputusan di sini,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menjelaskan perbedaan tanggal Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi tidak menjadi masalah.

Ia menegaskan, Indonesia tetap mematuhi kriteria penentuan ketinggian hilal berdasarkan kesepakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) dalam penentuan awal bulan Hijriah.

Kriteria bulan sabit pada kriteria MABIMS adalah tinggi bulan sabit 3º dan elongasi atau sudut Bulan-Matahari 6,4º.

“Itu bukan masalah utamanya, Insya Allah. [Bisa berbeda Indonesia dan Saudi] “Salah satunya kondisi alam yang berbeda, wilayah kita berbeda, perluasannya dan sebagainya,” kata Saiful.

(rzr/pmg)