Berita Keluarga Sandera Hamas Ngamuk saat Dikunjungi PM Israel Netanyahu

by


Jakarta, Pahami.id

Situasi tegang dan kacau terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengunjungi keluarga para sandera yang dibebaskan Hamas selama gencatan senjata pada suatu waktu.

Dilaporkan para Penjaga Selasa (12/5), pertemuan yang dihadiri keluarga sandera Hamas yang belum dibebaskan itu disebut-sebut sarat amarah.


Ada yang datang bahkan diduga mengumpat dan mendesak PM Israel mundur dari jabatannya.

Reuven Yablonka, yang putranya masih ditahan oleh kelompok perlawanan Hamas, mengatakan pertemuan itu ditandai dengan “kekacauan dan teriakan.” Sejumlah orang juga dikabarkan meninggalkan gedung saat Netanyahu membacakan pidatonya.

Sikap tersebut diduga ada kaitannya dengan pernyataan Netanyahu yang dibocorkan Kan, lembaga penyiaran publik Israel. Dalam rekaman itu, Netanyahu terdengar mengatakan “saat ini tidak ada kemungkinan untuk memulangkan semua orang.”

[Gambas:Video CNN]

“Hamas mempunyai tuntutan yang tidak akan Anda terima,” kata Netanyahu dalam dialog yang bocor.

Keluarga para sandera dikabarkan masih berteriak dan mengumpat Netanyahu. Mereka menuding PM Israel berbohong saat menjelaskan alasan masih ada sandera yang disandera Hamas.

Namun, Perdana Menteri Israel kembali membantah bahwa dirinyalah yang menghentikan gencatan senjata tersebut. Dia disebut-sebut mengklaim pembatalan kesepakatan itu karena Hamas, bukan dirinya.

“Pihak yang mengakhiri perjanjian [pembebasan sandera] Itu pihak mereka, bukan pihak kami!” teriak Netanyahu dalam rekaman pembicaraan yang bocor.

“Apa yang saya katakan adalah fakta yang jelas. Banyak hal yang saya ceritakan kepada Anda, saya menghormati Anda. Saya mendengar keluh kesah Anda, itu juga menyentuh hati Anda,” lanjutnya.

Sementara Israel sebelumnya menyatakan jumlah orang yang masih disandera Hamas sebanyak 138 orang. Angka tersebut meningkat dari pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan 137 sandera masih berada di Jalur Gaza, termasuk 20 wanita dan dua anak.

Gencatan senjata yang berlangsung pada 24-30 November itu membebaskan sejumlah tahanan dan sandera dari kedua belah pihak. Hamas membebaskan puluhan sandera, sementara Israel membebaskan ratusan tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Namun gencatan senjata selama seminggu berakhir tanpa perpanjangan lebih lanjut. Hamas dan Israel saling menyalahkan atas kegagalan memperpanjang gencatan senjata.

Israel menuduh Hamas melancarkan serangan roket ke wilayahnya ketika gencatan senjata berakhir.

Di sisi lain, Hamas juga menuding Israel melancarkan serangan dan penyerangan ke Gaza sebelum gencatan senjata berakhir.

(frl/bac)

[Gambas:Video CNN]


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);