Jakarta, Pahami.id –
Korban keluarga FH dari tersangka Penghargaan Premiator PratamaMengklaim telah memaafkan tersangka yang memperkosa korban, tetapi mereka ingin proses hukum berlanjut.
Priuna adalah anestesi Program Doktor Doktor Doktor (PPDS) di universitas. Dia menjadi seorang tersangka pemerkosaan FA yang menunggu ayahnya dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat.
“Kami terus mengutuk tindakan itu, dan sesama manusia masih memaafkan, meskipun itu tidak mengembalikan kondisi saudara perempuan saya. Sebagai keluarga telah dimaafkan tetapi secara hukum, kami ingin proses hukum untuk melanjutkan, dan kami menyerahkannya kepada pihak -pihak yang relevan, kepada polisi distrik Jawa Barat.
Agus mengatakan bahwa korban dan keluarga tidak ingin kasus ini ramai. Dia juga terkejut dengan banyak informasi di media sosial.
“Sedikit kejutan tiba -tiba menjadi virus ketika saya menekankan keluarga untuk menahan diri sampai kasus itu bisa diselesaikan. Spekulasi bisa muncul sebelumnya, sambil mencari keadilan, kami menceritakan kisah itu kepada pesta keamanan (Rumah Sakit) termasuk polisi regional, “katanya.
Agus mengatakan bahwa pada saat ini keluarga telah membatalkan laporan tentang kasus ini. Namun, ia menyatakan bahwa kasus tersebut berlanjut sesuai dengan proses hukum yang relevan.
“Ya, masih mengirimkan kasus ini kepada pihak -pihak yang relevan. Proses ini sedang berlangsung,” katanya.
Agus mengatakan korban dalam kondisi baik tetapi masih membutuhkan bantuan.
“Kami masih menemani dan memantau keadaan psikologis,” katanya.
Dokter program menjadi tersangka dalam pemerkosaan FH menunggu keluarganya dirawat di RSHS Bandung.
Kepala Komisaris Polisi Java Java Hendra Rochmawan mengatakan pemerkosaan itu dikatakan telah terjadi pada 18 Maret sekitar pukul 01.00 WIB.
Pada saat itu, korban FA merawat ayahnya yang adalah pasien, kemudian ditanya oleh tersangka untuk memeriksa atau transfusi darah.
Selain itu, pelaku membawa korban dari ruang gawat darurat ke gedung MCHC ke -7.
“[Tersangka] Meminta korban untuk tidak ditemani oleh saudara perempuannya, “kata Hendra, di polisi distrik Jawa Barat pada hari Rabu (9/4).
Setelah berada di lantai 7, korban diminta untuk berganti pakaian dalam operasi. Selanjutnya, tersangka dibesarkan oleh suntikan sampai korban tidak sadar.
Kemudian, pada jam 4:00, korban bangkit dan kembali ke ruang gawat darurat. Tetapi ketika korban akan buang air kecil, dia merasakan sakit pada alat kelaminnya.
Korban juga menceritakan tindakan yang diambil oleh tersangka sebelum dia tidak sadar, kepada ibunya. Keluarga korban merasa ada penyimpangan dari rasa sakit yang dirasakan FH. Mereka akhirnya melaporkan apa yang terjadi pada anak -anak ke polisi.
Setelah pemeriksaan dan penyelidikan, akhirnya pada 23 Maret 2025, polisi memperoleh PAP tersangka.
Direktur Komisaris Kejahatan Polisi Jawa Barat Jawa Barat Surawan mengatakan dokter yang terkenal melakukan penyimpangan seksual.
“Itu diakui oleh tersangka sendiri,” kata Surawan ketika dihubungi pada hari Kamis (10/4).
Priguna mengatakan dia mengakui bahwa dia memiliki minat pada wanita yang tidak sadar atau pingsan. Namun, para peneliti masih akan mengeksplorasi pengakuan pengguna melalui pemeriksaan psikologis forensik.
“Kami akan memperkuat pemeriksaan psikologis forensik, seorang psikolog untuk pemeriksaan tambahan,” katanya.
Polisi mengatakan bahwa korban anestesi pelecehan seksual PPD Priera Pratama Award dikatakan lebih dari satu orang.
Selain FH yang diperkosa oleh protein di Hasan Sadikin Hospital (RSHS) Bandung, yang diduga masih ada dua korban lain yang dihapuskan oleh tusukan.
Polisi mengatakan dua korban lainnya masih tidak dapat mempertanyakan.
“Ada dua lagi (korban),” kata Direktur Direktorat Polisi Distrik Java Barat Surawan Surawan, ketika dikonfirmasi Kamis.
Surawan mengatakan dia telah berkomunikasi dengan pengacara salah satu korban. Tetapi pesta diminta untuk diperiksa setelah Fitri.
“Belum (laporan), tetapi telah disampaikan dengan pengacaranya,” katanya.
(CSR/WIS)