Berita Kampus Elite Korsel Dihantui ‘Nyontek Massal’ Gegara Marak AI

by
Berita Kampus Elite Korsel Dihantui ‘Nyontek Massal’ Gegara Marak AI


Jakarta, Pahami.id

Sekitar 600 siswa di kelas online tahun ketiga di Universitas Yonsei, Seoul, Korea Selatankecurangan massal saat ujian tengah semester dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan (AI).

“Sekitar 40 mahasiswa melaporkan sendiri tindakan penipuannya ke kampus,” kata perwakilan Universitas Yonsei, seperti dikutip Waktu Selat.


Peristiwa itu terjadi saat ujian tengah semester pada 15 Oktober dilakukan secara online, dan siswa diharuskan merekam layar komputer, tangan, dan wajah saat ujian untuk mencegah kecurangan.

Namun dosen tersebut mengatakan “banyak kasus penipuan yang ditemukan” dan terdeteksi dalam audit video setelah pemeriksaan.

Beberapa siswa memanipulasi posisi kamera atau soal ujian disalin ke CHATGPT untuk mendapatkan jawaban.

Pada tahun 2024, Institut Penelitian dan Pelatihan Kejuruan Korea melakukan survei terhadap 726 mahasiswa kampus yang memiliki pengalaman menggunakan AI.

Sebanyak 91,7 persen tanggapan masuk menggunakan AI untuk tugas-tugas seperti penulisan akademis.

“Orang-orang di sekitar saya menggunakan obrolan GPT atau Gemini untuk tugas kampus atau mempelajari materi kuliah,” kata seorang mahasiswa di Seoul kepada Korea Herald.

“Bodoh rasanya kalau tidak menggunakan AI, karena teman-teman bisa menyelesaikan tugas dalam beberapa jam, tapi saya harus mengerjakannya seharian,” ujarnya.

Sepanjang waktu, di forum online pelajar Korea, topik penggunaan AI untuk tugas atau ujian online menjadi topik diskusi yang umum.

“Saya menyalin soal ujian ke GPT Chat, dan sebagian besar jawabannya benar. Saya sangat menikmati saat saya mencoba menjawabnya sendiri,” tulis salah satu siswa di forum tersebut.

Menurut Dewan Pendidikan Universitas Korea, sebanyak 77,1 persen dari 131 kampus tidak memiliki peraturan formal untuk menggunakan AI di kelas.

Beberapa universitas yang memiliki aturan AI hanya memastikan bahwa “fakta tetap akurat saat menggunakan AI” atau “mengikuti instruksi dosen terkait penggunaannya”.

Universitas Yonsei juga mempunyai peraturan, namun seorang pejabat kampus mengatakan mereka “tidak bisa berbuat banyak” untuk mencegah mahasiswa menggunakan AI.

Para ahli percaya bahwa kampus harus membuat peraturan yang jelas tentang penggunaan AI dan mengajarkan mahasiswa untuk berpikir kritis.

“Cara terbaik tetap mengaktifkan AI, namun siswa harus menuliskan sumbernya dan menjelaskan alasan mereka menggunakan AI untuk menjawab pertanyaan tersebut,” kata Kepala AI Security Institute Dr. Kim Myuhng-Joo, kepada Korea Herald.

Dr Kim juga menyampaikan bahwa sistem pembelajaran dan penilaian perlu diubah agar tidak kalah dengan AI, misalnya dengan mengharuskan presentasi langsung atau diskusi di kelas.

(DNA/BAC)