Berita Kami Berjuang Pertahankan Pemerintahan 10 Tahun

by


Jakarta, Pahami.id

Ketua DPP Perjuangan PDI Deddy Yevry Sitorus menyatakan pihaknya sudah berjuang cukup keras dan mempertahankan pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir.

Menurut Deddy, selama 10 tahun terakhir pemerintahan berjalan baik meski tekanan politik sudah terasa sejak 2014.


“Kami merasa sudah cukup usaha dan perjuangan untuk memenangkan dan mempertahankan pemerintahan sehingga dalam kurun waktu 10 tahun ini pemerintahan dapat berjalan dengan baik meskipun tekanan politik sejak tahun 2014 sangat kuat,” kata Deddy dalam keterangannya, Selasa ( 13/8).

Pernyataan itu dilontarkan Deddy sekaligus menanggapi pembicaraan soal reshuffle atau perombakan kabinet yang terjadi belakangan ini. Ia pun mendengar isu dua menteri dari PDIP masuk dalam daftar reshuffle.

Menurut Deddy, reshuffle itu baru diketahuinya sejak sepekan lalu. Dia mengatakan PDIP menyerahkan sepenuhnya kepada presiden karena itu hak prerogratifnya.

Ia mengatakan, PDIP sejak awal hanya ingin berkomitmen menjaga pemerintahan Presiden Jokowi hingga akhir. Suka tidak suka, PDIP menjadi tulang punggung lahirnya pemerintahan sejak 2014 dan 2019.

Oleh karena itu, dari segi etika dan moral kami merasa bertanggung jawab untuk menuntaskan amanah yang diberikan rakyat dan Presiden, ujarnya.

Menurut Deddy, pihaknya tidak dalam posisi menerima atau menolak hak prerogratif reshuffle Presiden. Apalagi, kata dia, saat ini Presiden belum pernah berkomunikasi dengan partai maupun Pimpinan Umum Megawati Soekarnoputri.

“Setahu saya hal ini tidak pernah diinformasikan. Pak Jokowi sudah mau mengambil keputusan sendiri. Dan itu hak konstitusionalnya, terserah dia,” ujarnya.

Tak hanya menteri PDIP, kata Deddy, partainya juga mengundurkan diri ke Presiden untuk menggantikan menteri profesional yang direkomendasikan PDIP. Mereka antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

Jadi kami tidak dalam posisi menerima atau menolak, kami hanya mengacu pada konstitusi yang ada, ujarnya.

(thr/pm)