Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan bahwa pada hari Minggu (6/22) itu akan menghentikan semua impor bahan bakar dari negara tetangganya Thailand. Keputusan ini dibuat dengan meningkatkan ketegangan karena perselisihan perbatasan yang sedang berlangsung.
Kedua negara telah bertentangan sejak seorang tentara Kamboja meninggal bulan lalu ketika tentara dibesarkan di daerah yang disengketakan yang dikenal sebagai Emerald Triangle, di mana batas kedua dan Laos bertemu.
“Mulai dari tengah malam, semua impor bahan bakar dan gas dari Thailand akan dihentikan,” kata pemimpin Kamboja Hun Manet dalam posting Facebook.
Dia mengatakan perusahaan energi akan dapat “mengimpor banyak dari sumber lain untuk memenuhi tuntutan bahan bakar dan gas domestik” di negara itu.
Thailand telah memberlakukan pembatasan pada beberapa pos inspeksi perbatasan dengan alasan “keamanan nasional”, dan pada hari Minggu Kamboja, ia menutup dua penyeberangan sebagai imbalan.
Larangan perbatasan telah memicu kekacauan politik di Thailand setelah panggilan telepon antara para pemimpin yang bocor, yang memicu kritik domestik terhadap perilaku Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra.
Mitra terbesar pemerintah Thailand dengan Drew awal pekan ini karena memanggilnya untuk mundur lebih keras dan dia harus meminta maaf atas percakapan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen.
Thailand adalah mitra dagang terbesar ketiga Kamboja pada tahun 2022, menurut Bank Dunia, dengan impor $ 3,8 miliar, yang merupakan bahan bakar 27 persen.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh Tentara Thailand melanggar perjanjian dengan menemani sekitar 150 pengendara sepeda untuk mengunjungi kuil yang disengketakan di dekat perbatasan.
Tentara Thailand membantah pelanggaran itu, dengan mengatakan “kesalahpahaman” telah terjadi.
(FEA)