Jakarta, Pahami.id –
Kabinet Lonal Pada hari Jumat (5/9) menyambut rencana militer yang akan melucuti Hizbullah Dalam waktu dekat, meskipun tidak ada periode implementasi yang ditentukan.
Sikap ini disampaikan meskipun tentara juga memperingatkan bahwa mereka memiliki kemampuan terbatas.
Pernyataan yang baik dibuat setelah anggota kabinet Lebanon bertemu selama tiga jam, termasuk presentasi oleh sebuah rencana oleh komandan militer Rodolphe Haykal.
Bahkan, seperti yang dilaporkan Reuters pada hari Jumat (5/9), lima menteri kabinet Syiah meninggalkan sidang sebagai bentuk protes setelah Haykal memasuki ruangan.
Sebelum persidangan, Menteri Sumber Daya Manusia yang bergabung dengan Hizbullah, Mohammad Haidar, telah menyatakan bahwa keputusan apa pun yang dibuat tanpa kehadiran menteri Syiah akan batal dan tidak valid.
Ini karena keputusan apa pun akan dianggap melanggar sistem distribusi kekuasaan sektarian Lebanon.
Sementara itu, setelah persidangan, Menteri Informasi Lebanon Paul Morcos mengatakan pemerintah menyambut rencana itu tetapi tidak mengatakan bahwa kabinet telah secara resmi menyetujuinya.
Dia mengatakan militer akan mulai menerapkan rencana sesuai dengan logistik, materi, dan kemampuan stafnya, yang mungkin memerlukan “waktu tambahan (dan) upaya tambahan”.
Morcos mengatakan rincian rencana itu akan terus dirahasiakan.
Ini disajikan setelah pemerintah Lebanon pada Agustus 2025 telah menugaskan Angkatan Darat untuk mengembangkan rencana untuk melucuti senjata Hizbullah pada akhir 2025.
Bagian nasional senjata Hizbullah telah menjadi fokus Lebanon sejak perang yang dihancurkan tahun lalu dengan Israel.
Amerika Serikat dan Arab Saudi, bersama dengan oposisi Hizbullah telah meningkatkan seruan bagi kelompok untuk menyerahkan senjata.
Namun, Hizbullah telah menolaknya dengan mengatakan bahwa akan menjadi kesalahan serius untuk membahas Israel sementara Israel melanjutkan serangan udara di Lebanon dan menduduki sebagian besar Selatan.
(Reuters/Chri)