Jakarta, Pahami.id —
Kepala junta militer Myanmar mengajukan permintaan kepada komunitas internasional yang jarang dilakukan sebelumnya. Permintaan tersebut terkait dampak topan Yagi yang melanda Tanah Air beberapa hari lalu.
Dilaporkan AFP Permintaan tersebut disampaikan Ketua Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing pada Sabtu (14/9) melalui surat kabar lokal, Global New Light of Myanmar.
“Pejabat pemerintah perlu menghubungi luar negeri untuk menerima bantuan penyelamatan dan rehabilitasi yang akan diberikan kepada para korban,” kata Min.
“Penting untuk menerapkan tindakan penyelamatan, pemulihan, dan pemulihan sesegera mungkin,” katanya.
Permintaan ini disampaikan setelah sebelumnya pemerintah militer Myanmar memblokir dan menggagalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri terkait bencana alam tersebut.
AFP mengatakan junta militer tahun lalu menangguhkan izin perjalanan bagi kelompok bantuan yang mencoba menjangkau sekitar satu juta korban topan Mocha di wilayah barat Myanmar.
Tindakan tersebut kala itu bahkan membuat PBB mengeluarkan kecaman dan menyebut keputusan junta “tidak masuk akal”.
Terkait permintaan terbaru junta, AFP mengatakan dia telah mencari jawaban dari juru bicara PBB untuk Myanmar.
Topan Yagi yang melanda Myanmar, Vietnam, Laos, dan Thailand menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta merenggut hampir 300 korban jiwa.
Sementara di Myanmar, lebih dari 235 ribu orang terpaksa meninggalkan rumahnya akibat banjir dan menambah kesengsaraan masyarakat pasca kudeta militer pada tahun 2021.
AFP kata warga di Taungoo, yang berjarak satu jam ke selatan Naypyidaw, harus mendayung menggunakan rakit darurat saat air banjir merendam rumah mereka hingga setinggi atap.
Sekitar 300 orang mengungsi di sebuah biara di dataran tinggi desa. Sementara itu, seorang biarawati Budha juga berusaha menyelamatkan hewan dari banjir.
“Kami dikelilingi oleh air dan kami tidak mempunyai cukup makanan untuk semua orang,” kata seorang warga. “Kami membutuhkan makanan, air dan obat-obatan sebagai prioritas.”
(AFP/akhir)