Berita JPPI Catat Siswa Keracunan MBG Melonjak, Total Jadi 6.452 Kasus

by
Berita JPPI Catat Siswa Keracunan MBG Melonjak, Total Jadi 6.452 Kasus


Jakarta, Pahami.id

Jaringan Pemantauan Pendidikan Indonesia (Jppi) Rekam lompatan drastis dalam kasus siswa meracuni siswa Makan gratis gratis (MBG) yang mencapai lebih dari seribu dalam seminggu.

Data pada 14 September, siswa keracunan MBG mencapai 5.360 kasus. Saat ini, pada 21 September, jumlahnya telah meningkat menjadi 6.452 kasus atau naik 1.092 kasus.


“Kemudian pada tanggal 21 September kemarin kami membuat PPT ini, kami Mengumpulkan Lebih banyak data telah menambahkan 1.092 kasus, “kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji pada pertemuan di Komisi Perwakilan IX, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/22).

Menurut Ubaid, kasus keracunan MBG turun pada bulan Juni karena masih di hari libur sekolah.

Kasus ini melonjak secara signifikan pada bulan Agustus dan September 2025.

“Saya tidak tahu apakah kejadian seperti itu memiliki wabah ini. Peningkatan ini sangat tajam,” katanya.

Ubaid mengatakan ada lima wilayah dengan kasus keracunan MBG tertinggi. Setiap Jawa Barat dengan 2.012 kasus, DIY 1.047 kasus, kasus Java 722 tengah, kasus Bengkulu 539, dan pusat Sulawesi dengan 446 kasus.

“Sekarang, dari Laporan Apa yang kami sebarkan di beberapa, ada 20 area yang telah dilaporkan kepada kami, ke JPPI Tengah, ada 18 wilayah, “katanya.

Dengan distribusi di hampir semua wilayah, Ubaid menyimpulkan bahwa kasus keracunan MBG bukan hanya kesalahan sistem. Oleh karena itu, evaluasi harus dilakukan oleh pemerintah federal dalam hal ini untuk Badan Nutrisi Nasional (BGN).

“Tetapi jika telah menyebar, ke hampir setiap wilayah, menurut kami bagaimana ini bukan kesalahan teknis, lebih pada sistem yang digunakan oleh BGN,” kata Ubaid.

Proposal Moratorium

Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) pada pertemuan tersebut menyarankan solusi panjang untuk BGN dan pemerintah setelah beberapa kasus program MBG meracuni. Dalam jangka pendek, GKIA meminta moratorium pada program tersebut.

Moratorium dilakukan sementara pemerintah mengevaluasi jumlah program yang dimulai dari tata kelola, transparansi, hingga pelanggaran hak penerima.

“Dalam jangka pendek kami berharap pemerintah ingin menjadi Legowo, melakukan moratorium, karena tidak dapat ditunda, ini telah sembilan bulan, waktu akan ditunda, berapa lama,” kata perwakilan GKIA.

Selain itu, untuk jangka pendek, GKIA juga meminta pemerintah untuk membuat saluran untuk melaporkan kasus keracunan MBG. Kanal harus dapat secara efektif memproses pelaporan untuk keluhan publik dalam upaya untuk mengembalikan hak -hak korban.

“Karena kita lihat sekarang, saluran yang ada tidak jelas, di mana harus mengeluh di media sosial, jika ada di media sosial, ada juga ancaman atau penganiayaan,” katanya.

Sebelumnya, kepala Badan Nutrisi Nasional (BGN) di Hindayana mengakui 4.700 porsi nutrisi gratis (MBG) dan menyebabkan masalah kesehatan pada anak -anak.

Menafsirkan kasus dengan pencapaian program. Menurutnya, makanan yang telah disalurkan pemerintah melalui MBG mencapai 1 miliar hidangan.

“Ada sekitar 4.700 makanan (MBG) yang menyebabkan masalah kesehatan,” kata Dadan pada konferensi pers di kantor BNG, Central Jakarta, Senin (9/22).

(FRA/THR/FRA)