Berita Joe Biden Ngaku Akan Bicara dengan Netanyahu soal Ketegangan di TImten

by


Jakarta, Pahami.id

Amerika Serikat meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah baik melalui pertahanan udara maupun kemampuan dukungan militer lainnya.

Presiden AS Joe Biden mengaku akan berdiskusi dengan Perdana Menteri Israel mengenai lokasi untuk memperkuat kehadiran militernya.

Intinya, perbincangan tatap muka antara Biden dan Kiblat ditargetkan terjadi saat ini. Namun kenyataannya, Biden tidak memberikan tanggal kapan ia akan berbicara dengan Netanyahu mengenai masalah tersebut.


“Saya beritahu Anda, ketika saya mengatakan saya akan berbicara dengannya, itulah saat saya berbicara,” kata Biden kepada wartawan, dikutip dari Reuters.


Di satu sisi, mengutip dari ReutersKeputusan memperkuat kehadiran militer AS di Timur Tengah diambil oleh Menteri Pertahanan Lloyd Austin di tengah situasi regional yang semakin memanas pasca serangan Israel ke Lebanon yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrullah.

“[Austin] “Meningkatkan kesiapan pasukan tambahan AS untuk dikerahkan meningkatkan kesiapan kami dalam merespons berbagai kemungkinan,” kata juru bicara Pentagon atau Mayor Jenderal Angkatan Udara AS Patrick Ryder dalam pernyataan yang dikeluarkan Minggu (29/9).

Ryder juga mencatat bahwa Austin menekankan bahwa jika sekutu Hizbullah, Iran, melakukan sesuatu yang menargetkan personel atau kepentingan AS di kawasan, maka mereka siap.

“Menteri Austin menegaskan bahwa jika Iran, mitranya, atau proksinya menggunakan waktu ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan, Amerika Serikat akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” kata Ryder.

Pemerintah federal AS sebelumnya mengatakan mereka mendukung Israel setelah serangan udaranya di Lebanon menewaskan pemimpin tertinggi Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris serta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Partai Republik, Mike Johnson, menyatakan dukungannya terhadap serangan Israel, yang diyakini banyak orang dapat meningkatkan perang di Timur Tengah. Selain itu, serangan hari Jumat juga mengakibatkan banyak korban sipil yang tewas.

Kematian Nasrallah terjadi setelah serangkaian serangan udara Israel di Lebanon yang pertama kali menewaskan beberapa pejabat senior Hizbullah. Kematian Nasrallah merupakan pukulan besar bagi Hizbullah dan jaringan kelompok milisi lainnya di Timur Tengah yang didukung Iran.

Selain itu, serangan udara Israel yang berulang kali di Lebanon dengan dalih menargetkan Hizbullah dan fasilitasnya tampaknya telah menewaskan sedikitnya 1.030 orang sejak 16 September. Jumlah korban tewas terakhir akibat serangan besar-besaran Israel yang menewaskan Nasrallah pada hari Jumat belum diketahui.

Tim SAR di lapangan dilaporkan masih berusaha mencari korban yang diyakini tertimbun reruntuhan bangunan.

(Reuters/anak)