Berita Jangan Rakyat Kecil Biayai Hal Besar

by


Jakarta, Pahami.id

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDIP Sukur Nababan bertanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan penerapan PP no. 21 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (tape).

Sukur menilai kebijakan Tapera justru menambah masalah. Ia meminta Jokowi fokus menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan sebelum masa kepemimpinannya berakhir.

Jadi menurut saya ini (Tapera) sudah dibatalkan ya? Yang Mulia Jokowi sudah fokus bagaimana menyelesaikannya, jangan ditambah masalah atau persoalan lain, kata Sukur mengutip CNNTV IndonesiaRabu (29/5) sore.


Fokusnya bagaimana mengakhiri jabatannya pada Oktober 2024, lanjutnya.

Sukur menilai kebijakan Tapera tidak sejalan dengan tujuannya memberikan solusi kebutuhan perumahan masyarakat Indonesia.

Penilaian tersebut ia mendasarkan pada perhitungan kasar iuran pegawai pada program Tapera yang menurutnya masih jauh dari rata-rata harga rumah di Indonesia.

Bukannya memberikan solusi, Sukur menilai kebijakan tersebut justru merupakan upaya pemerintah memanfaatkan kelas pekerja untuk membiayai proyek-proyek besar pemerintah.

“Jadi, jangan manfaatkan orang kecil untuk membiayai hal yang besar. Jangan seperti ini,” ujarnya.

Gelombang kritik saat ini semakin meluas menyusul kebijakan wajib iuran Tapera yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera.

Aturan baru tersebut merevisi bahwa peserta iuran wajib Tapera kini tidak hanya pegawai negeri sipil atau ASN dan TNI-Polri, serta BUMN, tetapi juga mencakup pekerja swasta dan pekerja lain yang menerima gaji atau upah.

Total iuran yang perlu diberikan sebesar 3 persen, masing-masing 2,5 persen bersumber atau diberikan oleh pekerja dan 0,5 persen dari pemberi kerja.

Jokowi sendiri mengaku akan ada pro dan kontra terkait kebijakan Tapera. Ia juga mengatakan, permasalahan ini terjadi pada saat pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional bagi kelompok peserta yang bukan penerima bantuan iuran yang dibayarkan pemerintah.

Kata Jokowi, saat itu juga ada pro dan kontra. Namun setelah program berjalan dan masyarakat merasakan manfaatnya, semuanya berjalan lancar.

“Kalau tidak, biasanya ada pro dan kontra. Sama seperti dulu BPJS, di luar PBI ramai. Tapi setelah jalan-jalan dan merasakan manfaatnya, berobat ke RS gratis, semuanya berjalan lancar,” ujarnya usai menghadiri acara tersebut. Pelantikan Pengurus GP Ansor 2024-2029 di GBK Jakarta, Senin (27/5).

(Bu/gil)