Jakarta, Pahami.id –
Italia Dan Spanyol Tingkat Mobilisasi Tarif untuk Menemani Armada Kapal Global Sumud Flotilla (GSF) Itu membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Berbicara kepada wartawan di New York selama sesi Majelis Umum PBB, Perdana Menteri Spanyol Pine Sanchez mengatakan angkatan laut negara itu akan bergabung dengan Italia untuk mengendalikan armada GSF.
Sanchez menekankan bahwa hukum internasional harus dihormati dan sukarelawan dari 45 negara yang berpartisipasi dalam armada misi bantuan memiliki hak untuk berlayar di Mediterania tanpa cedera.
Armada GSF telah ditargetkan beberapa kali oleh serangan pesawat internasional di perairan internasional dalam perjalanan untuk mengirim bantuan ke Gaza.
“Pemerintah Spanyol menuntut hukum internasional dipatuhi dan hak rakyatnya untuk bernavigasi di Mediterania dengan cara yang aman,” kata Sanchez.
“Besok kami akan mengirim kapal angkatan laut dari Cartagena dengan semua sumber jika diperlukan, untuk membantu armada dan melakukan operasi penyelamatan,” katanya, melaporkan Al Jazeera.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani juga berkomentar. Tajani mengatakan bahwa warga negara Italia dan anggota anggota parlemen Eropa dan anggota parlemen, berpartisipasi dalam armada.
“Untuk memastikan keselamatan mereka, Kementerian Luar Negeri telah mengatakan kepada otoritas Israel bahwa setiap operasi yang dipercayakan kepada pasukan Israel harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan prinsip -prinsip perhatian absolut,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Italia.
Tajani juga meminta kedutaan Italia di Tel Aviv untuk mengumpulkan informasi dan mengkonfirmasi permintaan Israel untuk memastikan perlindungan penuh bagi orang -orang di armada kapal.
Angkatan Laut Italia bersikeras bahwa mereka akan mengirim kapal fregate untuk membantu menyelamatkan operasi.
Pada hari Rabu (9/24) waktu setempat, para aktivis di armada GSF menyebut gelombang serangan yang diduga dilakukan oleh drone Israel sebagai “peningkatan yang sangat berbahaya”.
Aktivis mengklaim bahwa beberapa kapal ditargetkan oleh serangan drone rendah, yang menjatuhkan bahan peledak Flashbang. Selain itu, serangan itu juga menyebabkan jaringan radio menjadi “kekacauan”, sehingga sulit bagi proses komunikasi.
(DNA)