Jakarta, Pahami.id –
Enam pasukan militer Suriah Tertekan di pahlawan Israel -pesawat terbang di selatan Damaskus.
Televisi pemerintah Elhbariya melaporkan pada hari Rabu (27/8) di pagi hari bahwa beberapa pesawat Israel menargetkan pos -pos militer Suriah di wilayah Damaskus dekat Kota Al Kiswah.
Pada hari Senin (25/8), Kementerian Luar Negeri Suriah melaporkan bahwa Israel memobilisasi 60 tentara untuk mengambil alih perbatasan Suriah di sekitar Gunung Hermon.
Menteri Luar Negeri Suriah Asaad Al Shaibani menuduh Israel membangun posisi intelijen dan militer di wilayah demiliterisasi yang maju “rencana pembangunan dan pemisahan”.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan visinya untuk menciptakan “Raya Israel”. Israel adalah konsep yang mengklaim Tepi Barat dan Gaza, Palestina, dan Lebanon, Suriah, Mesir dan Yordania.
Kelompok -kelompok Arab dan Muslim telah menyatakan langkah -langkah ini “pelanggaran nyata dan berbahaya” terhadap hukum internasional dan hubungan internasional.
Tindakan militer Israel terbaru diluncurkan setelah bentrokan mematikan di Provinsi Suwayda (Sweida), Suriah. Kekerasan kejang terjadi di sana selama seminggu di bulan Juli untuk membunuh 1.400 orang, menurut yang dilaporkan Al Jazeera.
Israel melancarkan serangan terhadap tentara Suriah dan membom Damaskus untuk mendukung komunitas Druze di Sweida.
Druze adalah sekelompok minoritas Syekh Ismailiyah yang beredar di Timur Tengah, termasuk di Israel dan Suriah. Kelompok ini adalah populasi mayoritas di Sweida, yang menempati wilayah tersebut sebesar 90 persen.
Komunitas Druze memiliki sejarahnya sendiri dengan Israel. Setelah kepemimpinan Sunni di Yerusalem mengancam makam suci Druze di Tiberias, komunitas Druze memilih untuk mendukung orang -orang Yahudi. Druze bekerja sama dengan tentara Yahudi dalam Perang Arab-Israel 1948.
Setelah oposisi Israel terhadap Damaskus, kementerian dalam negeri Suriah mengumumkan gencatan senjata untuk Sweida.
(BLQ/SRY)