Jakarta, Pahami.id —
Israel disebut menggunakan bom buatan Amerika Serikatsambil melancarkan serangan ke markas Hizbullah di Lebanon minggu lalu.
Senator AS Mark Kelly mengatakan Israel menggunakan bom Mark 84 seberat 900 kilogram dalam serangan yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
“Kami melihat semakin banyak penggunaan rudal, JDAM, dan kami terus mempersiapkan senjata-senjata itu. Bom seberat 2.000 pon yang digunakan. Itu adalah bom seri Mark 84 untuk menjatuhkan Nasrallah,” kata Kelly dalam wawancaranya. dengan NBC, seperti diberitakan Reuters.
AS adalah pemasok senjata terbesar Israel. Dalam laporan tahunan yang dikeluarkan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), AS menyumbangkan sekitar 65,6 persen senjata konvensional kepada Negara Zionis.
Senjata yang biasa dipasok AS kepada Israel untuk melawan Lebanon adalah rudal, roket, drone, dan jet tempur.
Selain pasokan senjata, Negeri Paman Sam juga memberikan bantuan keuangan kepada tentara Israel. AS memberikan bantuan sebesar 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp 57,7 triliun kepada militer Israel setiap tahunnya.
Hal ini dilakukan AS untuk membantu Israel membangun teknologi militernya agar lebih unggul dibandingkan negara lain.
Sebelumnya, tentara Israel melancarkan serangan terbarunya yang menyasar markas Hizbullah di pinggiran selatan ibu kota Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9) waktu setempat.
Militer Israel menolak mengomentari senjata yang mereka gunakan dalam serangan itu.
Serangan yang menewaskan Nasrallah itu dikonfirmasi langsung oleh Hizbullah.
Dalam keterangan resminya, Hizbullah berjanji akan membalas kematian Nasrallah dengan terus melakukan agresi militer terhadap Israel. Selain itu, mereka juga akan terus melawan Israel untuk membela warga Palestina di Gaza.
“Hizbullah akan melanjutkan perjuangan menghadapi musuh dalam mendukung Gaza dan Palestina serta dalam pertahanan yang tegas dan terhormat bagi Lebanon dan rakyatnya,” demikian bunyi pernyataan Hizbullah.
(gas/dna)