Berita Israel-Hizbullah Gencar Saling Serang, RI Akan Evakuasi WNI di Lebanon

by


Jakarta, Pahami.id

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) akan memindahkan warga negara Indonesia (WNI) ke Libanon selama perang antar tentara Israel dengan milisi proksi IranHizbullah.

“Kami akan segera melakukan tindakan evakuasi, baik lokal ke lokasi yang lebih aman maupun ke Indonesia,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha saat ditemui di Kota Yogyakarta, DIY, Kamis ( 20/6). ).


Sesuai rencana darurat, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut menetapkan Lebanon Selatan sebagai wilayah kategori Siaga 1 dan wilayah Lebanon lainnya termasuk Beirut masuk dalam Siaga 2.

Peringatan 1 berarti situasi yang mengancam kehidupan masyarakat kita, tambahnya.

Menurut Judha, berdasarkan data KBRI Beirut, saat ini terdapat 217 WNI di Lebanon. Mayoritas adalah TKA, kemudian pelajar, dan sisanya menikah dengan warga lokal.

Judha mengatakan, pemindahan terbatas WNI di Lebanon ke Beirut dilakukan saat konflik antara Hizbullah dan Israel Defense Forces (IDF) pecah di Lebanon Selatan beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Judha memastikan Kementerian Luar Negeri akan terus memantau situasi keamanan WNI untuk mengantisipasi peningkatan konflik di Timur Tengah.

“Persoalan ini terus kita pantau secara ketat, situasi di Timur Tengah, perwakilan Indonesia di kawasan juga terus kita pantau. Kita terus berkoordinasi, bahkan Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) sudah melakukan pertemuan khusus dengan Menlu kepala duta besar untuk mengantisipasi “Rencanakan kontinjensi jika terjadi perbaikan situasi di sana,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, beberapa jenderal penting Israel menyetujui rencana perang dengan milisi proksi Iran di Lebanon, Hizbullah, setelah lebih dari delapan bulan perbatasan kedua negara memanas.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa Kepala Komando Utara Mayjen Ori Gordin dan Kepala Direktorat Operasi Mayjen Oded Basiuk menyetujui rencana pertempuran Lebanon.

IDF juga mengatakan bahwa kedua jenderal tersebut telah mengevaluasi rencana tersebut. “Rencana operasi ofensif di Lebanon telah disetujui,” demikian pernyataan IDF yang dikutip Zaman IsraelSelasa (18/6).

Tentara Israel juga mengatakan keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan kesiapan pasukan darat. Pengumuman IDF ini muncul ketika perbatasan Lebanon-Israel memanas. Kawasan ini tidak stabil setelah tentara Zionis melancarkan invasi ke Gaza pada Oktober 2023.

Sejak itu, Hizbullah menyerang Israel dengan dalih membantu “saudara” mereka di Gaza. Milisi ini juga tidak akan berhenti menyerang hingga Israel meninggalkan Palestina.

Serangan gabungan Israel-Hizbullah mengakibatkan kematian di kedua belah pihak. Di pihak Israel, 15 tentara dan 11 warga sipil tewas. Sementara di pihak Lebanon, 455 orang tewas, termasuk anggota Hizbullah dan warga sipil.

Rencana perang Israel ke Lebanon juga muncul saat tentara Zionis masih menyerbu Gaza. Akibat operasi mereka, lebih dari 37.000 orang di Palestina tewas.

(membaca)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);