Berita Israel Akui Republik Somaliland, Langsung Dikecam Banyak Negara

by
Berita Israel Akui Republik Somaliland, Langsung Dikecam Banyak Negara


Jakarta, Pahami.id

Israel mendapat banyak kritik setelah menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Somaliland, sebagai negara merdeka dan berdaulat, pada Jumat (26/12).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan selamat kepada Presiden Somalia Abdirahman Mohamed Abdullahi atas kepemimpinannya.

Negeri Zionis itu pun tak lupa mengajak Abdirahman untuk segera berkunjung ke Israel. Tujuannya untuk menciptakan kerja sama bilateral demi kepentingan rakyat.


Deklarasi ini sejalan dengan semangat Perjanjian Abraham yang ditandatangani atas inisiatif Presiden (Amerika Serikat Donald) Trump, kata Netanyahu, seperti dikutip Reuters.

Pemerintah Somalia mengecam keras pengakuan Israel. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Somalia menyatakan keputusan tersebut merupakan tindakan ilegal dan serangan yang disengaja terhadap kedaulatan Somalia.

“Tindakan ilegal semacam ini sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, serta memperburuk ketegangan politik dan keamanan,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Somalia.

Menteri luar negeri Mesir, Turki dan Djibouti juga bersatu mengecam pengakuan Israel atas Somaliland. Mereka menegaskan kembali dukungan penuhnya terhadap persatuan dan keutuhan wilayah Somalia.

Uni Afrika juga menentang pengakuan Israel atas Somaliland.

Profil Somaliland

Somaliland adalah wilayah semi-gurun yang terletak di sepanjang pantai Laut Merah Somalia. Wilayah tersebut memiliki luas 177.000 kilometer persegi dan dihuni sekitar 5,7 juta jiwa.

Ibu kota Somaliland adalah Hargeisa. Wilayah tersebut merupakan bekas protektorat Inggris yang merdeka selama lima hari pada tahun 1960 sebelum akhirnya bersatu dengan Somalia.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kekuatan kolonial Eropa mencoba mendominasi Tanduk Afrika. Tanduk Afrika menggambarkan wilayah yang menonjol atau mirip tanjung, yang mengarah ke Laut Arab. Di kawasan ini terdapat beberapa negara yaitu Somalia, Ethiopia, Eritrea dan Djibouti.

Inggris merebut wilayah antara Ethiopia dan Teluk Aden, yang sekarang dikenal sebagai Somaliland. Italia menguasai daratan di sebelah timur dan selatan Samudera Hindia, yang sekarang menjadi Somalia.

Setelah merdeka pada tahun 1960, kedua wilayah tersebut kemudian bersatu membentuk negara Somalia dengan ibu kota di Mogadishu. Namun, banyak warga Somalia yang merasa terpinggirkan dan diabadikan setelah unifikasi.

Pada tahun 1980an, marginalisasi dan represi politik di bawah diktator Mohamed Siad Barre memicu pemberontakan bersenjata di wilayah Somaliland. Tentara Somalia menanggapi pemberontakan tersebut dengan melancarkan pembantaian.

Ketika Barre digulingkan dan pemerintah pusat jatuh pada tahun 1991, Somaliland menolak mengakui pemerintahan sementara yang dipimpin oleh kelompok milisi lain. Para pemimpin Somaliland memilih untuk mendeklarasikan kemerdekaan.

Meskipun demikian, kemerdekaan Somaliland tidak diakui secara internasional. Meski demikian, wilayah mayoritas Muslim Sunni ini tetap beroperasi dalam keadaan damai dan stabil.

Somaliland memiliki sistem politik, institusi pemerintahan, polisi, tentara, bendera dan mata uangnya sendiri, seperti dilansir The New York Times dan BBC.

(ldy/bac)