Jakarta, Pahami.id –
Hujan deras sampai badai es menghantam tiga wilayah Afganistan. Menurut laporan, 39 orang terbunuh oleh bencana alam.
Dilaporkan AfpKamis (27/2), banjir flash menghantam perbatasan barat Farah pada hari Selasa (25/2). Tiga orang terbunuh ketika hujan lebat merobek rumah mereka.
“Banjir itu kuat, menghancurkan pertanian saya, menghancurkan segalanya. Semua tanah banjir,” kata seorang petani bernama Nasrullah (50) kepada AFP.
Panani lain, Mohammad Ibrahim (60), mengakui bahwa dalam hidupnya dia belum pernah melihat hujan dan angin yang mengerikan hari ini. Dia mengatakan badai itu begitu kuat sehingga dia terbang ke pagar selama 30-35 meter dan menghabiskan semua yang terbuat dari kayu.
Kepala distrik setempat, Mohammed Sadeq Jehadmal, mengatakan kepada AFP bahwa 50 rumah dan 60 toko rusak. Kemudian antara 2.000 dan 2.500 panel surya hancur.
Di sebelah timur Farah, enam orang terbunuh di provinsi Helmand, termasuk petir. Kemudian, sembilan orang tewas di provinsi Kandahar.
Petugas mengatakan bahwa hujan lebat dapat membantu meningkatkan kekeringan panjang di beberapa wilayah, termasuk Farah yang sekarang dibanjiri.
“Hujan dan salju terus turun di sebagian besar wilayah, yang telah mengurangi kekeringan,” kata Abdullah Jan Sayeq, juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Afghanistan.
“Ini akan memperkaya infrastruktur air. Pertanian akan membaik dan akan berdampak positif pada ternak,” katanya.
Afghanistan adalah salah satu negara termiskin di dunia setelah beberapa dekade perang dan sangat terpapar efek perubahan iklim. Negara ini menempati tempat keenam yang paling rentan terhadap perubahan iklim.
Menurut PBB, kekeringan, banjir, degradasi lahan, dan penurunan produktivitas pertanian adalah ancaman utama.
Banjir bandang pada Mei 2024 menewaskan ratusan orang dan lahan pertanian yang dibanjiri di Afghanistan. Faktanya, 80 persen populasi tergantung pada pertanian untuk bertahan hidup.
(TSA/AFP)