Jakarta, Pahami.id –
Adegan 4.100 pegawai negeri (PNS) ditangkap dengan hutang dari tahun 2020 hingga Juni 2025.
Kasus ini terjadi di negara tetangga Indonesia, Malaysia.
Angka ini sekitar 0,3 persen dari 1,6 juta pekerja sektor publik di Malaysia. Penyebab utama terkait dengan utang rumah tangga.
Anggota Parlemen Malaysia Abdul Latif Abdul Rahman mempertanyakan langkah -langkah pemerintah terkait dengan tren yang mengkhawatirkan utang rumah tangga, terutama di kalangan pegawai negeri.
Pada Maret 2025, utang rumah tangga Malaysia mencapai RM1,65 triliun atau 84 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Wakil Menteri Keuangan Lim Hui Ying menjawab pertanyaan itu. Dia mengatakan konseling kredit dan agen manajemen utang (AKPK) telah menawarkan layanan konsultasi, bantuan manajemen keuangan, dan program restrukturisasi utang untuk individu dengan masalah keuangan.
Untuk pegawai negeri baru, ia melanjutkan, departemen layanan publik menawarkan program transformasi pikiran yang menyediakan pendidikan tentang manajemen keuangan.
“Pegawai negeri sipil juga terikat oleh aturan yang membutuhkan gaji bersih bulanan mereka setidaknya 40 persen dari pendapatan mereka, untuk mencegah mereka masuk ke dalam hutang serius,” kata Lim seperti mengatakan mengatakan mengatakan Surat.
Mempertanyakan tingkat utang rumah tangga, Lim mengatakan jumlah tersebut masih dapat dikelola di tingkat makro. Menurutnya, aset keuangan rumah tangga pada waktu yang sama berjumlah RM3,45 triliun, dua kali lebih tinggi dari total utang.
Kemudian di perumahan, Lim mengatakan pemerintah telah memperkenalkan berbagai skema perumahan yang terjangkau, termasuk rumah sipil dan PR1MA, dengan mempertimbangkan situasi khusus seperti Johor Bahru karena tingginya biaya hidup.
(Yesus/BAC)