Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh kelompok bersenjata pejuang Palestina Hamas hanya menginginkan gencatan senjata agar mereka bisa terus menguasai Gaza.
Dia menyampaikan tuduhan terhadap Hamas kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Zionis.
Netanyahu juga menuduh Hamas hanya menginginkan perjanjian gencatan senjata agar pasukan Israel meninggalkan Jalur Gaza.
Menurut laporan berita, Netanyahu mengatakan Hamas mencoba mengambil keuntungan dari tekanan yang diberikan Israel selama ini. Dia yakin Hamas berpikir mereka bisa mempertahankan perjanjian gencatan senjata yang lebih baik.
“Kami telah menyerang Hamas secara militer, namun kami belum cukup merusak kemampuan mereka untuk memerintah,” kata Netanyahu Saluran 12seperti yang dilaporkan Al Jazeera.
mengikuti Berita Nasional IsraelNetanyahu mengaku memberikan instruksi rencana pengganti Hamas dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Kamis (21/11).
Anggota komite juga menceritakan Saluran 12 bahwa Netanyahu tidak yakin perjanjian gencatan senjata di Lebanon akan berhasil, itulah sebabnya Israel menuntut kebebasan bertindak melawan Hizbullah.
Pada Mei 2024, Hamas menyetujui proposal gencatan senjata perang Gaza yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir. Israel menolak perjanjian itu dengan mengatakan perjanjian itu tidak memenuhi tuntutan mereka.
Israel melancarkan invasi brutal ke Jalur Gaza setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023. Korban serangan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 43.700 orang.
Korban terbanyak sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, hal ini sangat bertolak belakang dengan alasan Israel melenyapkan pejuang Hamas. Agresi kekerasan Israel juga telah melukai lebih dari 103.600 orang lainnya di Jalur Gaza.
(wiw/wiw)