Berita Hamas Buka Suara usai PM Netanyahu Sebut Qatar Mediator Bermasalah

Jakarta, Pahami.id —

Kelompok perlawanan internal Palestina Hamas berbicara setelah Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyebut Qatar sebagai perantara yang bermasalah.

Dalam pernyataan resminya, Hamas mengatakan Qatar sebenarnya berperan aktif dalam menghentikan agresi Israel di Gaza, seperti dikutip Al JazeeraKamis (25/1).

Selain itu, Hamas menilai kesepakatan pertukaran tahanan yang dicapai sebelumnya juga merupakan hasil mediasi Qatar.

Israel dan Hamas menyetujui jeda kemanusiaan pada November lalu. Kesepakatan damai tersebut mencakup pertukaran tahanan, penghentian pertempuran, dan pengiriman lebih banyak bantuan ke Gaza.

Dalam kesempatan itu, Hamas juga menyebut pernyataan Netanyahu mencerminkan sikap Israel yang sebenarnya dalam menghalangi perjanjian pertukaran tawanan.

Netanyahu sebelumnya menyebut Qatar sebagai perantara yang bermasalah ketika bertemu dengan keluarga sandera.

Ucapannya terekam dalam bocoran audio dan disiarkan media Channel 12 pada Selasa.

“Qatar menurut saya secara fundamental tidak ada bedanya dengan PBB. Secara fundamental tidak ada bedanya dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal lebih bermasalah,” ujarnya, dikutip Berita CBC.

Lebih lanjut, Netanyahu juga mengaku telah meminta Amerika Serikat untuk memberikan tekanan terhadap Qatar dan Hamas.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga melontarkan komentar serupa.

“[Qatar] Sponsor utama Hamas,” katanya.

Qatar tersinggung dengan komentar pejabat Israel tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, tak yakin pernyataan itu seharusnya datang dari Netanyahu.

“Kami terkejut dengan pernyataan yang dituduhkan kepada Perdana Menteri Israel dalam berbagai pemberitaan media tentang peran mediasi Qatar,” kata Al Ansari seperti dikutip. Reuters.

Pemerintah Qatar juga menganggap pernyataan Netanyahu “tidak bertanggung jawab dan merusak.

Qatar merupakan mediator dan berperan penting sebagai mediator dalam perundingan antara Israel dan Hamas.

(membaca)

[Gambas:Video CNN]