Jakarta, Pahami.id —
Hamas menyangkal memiliki kantor pusat di sekolah Al Jaouni yang dikelola oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza, Palestina.
Pernyataan Hamas ini muncul untuk membantah klaim Israel yang mengebom Sekolah Al Jaouni karena merupakan salah satu posisi kelompok milisi.
Hamas menyebut serangan itu sebagai “pembantaian dan kejahatan baru yang dilakukan oleh musuh-musuh kriminal ini sebagai bagian dari perang genosida terhadap rakyat Palestina.”
“Klaim tentara pendudukan (Israel) mengenai kehadiran anggota perlawanan (Hamas) di sekolah UNRWA Al Jaouni adalah salah dan menyesatkan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Menurut Hamas, Israel hanya berkoar-koar agar punya alasan untuk memusnahkan warga Palestina di Gaza.
“Penjajah (Israel) berusaha menyebarkan tuduhan untuk menyebarkan dan membenarkan kejahatan mereka kepada publik dan menyembunyikan tujuan jelas yang ingin mereka capai yaitu memusnahkan rakyat kami,” kata Hamas seperti dikutip. Al Jazeera pada Minggu (7/7).
Sedikitnya 16 orang tewas, termasuk anak-anak, akibat pengeboman Israel di Sekolah Al Jaouni pada Sabtu (6/7).
Seorang perempuan, Samah Abu Amsha, mengatakan beberapa anak tewas saat mereka sedang membaca Al-Quran di kelas ketika rudal menghantam. “Pecahan menghantam saya di ruang kelas dan anak-anak terluka,” katanya AFP.
Sekolah yang terletak di kompleks kamp pengungsi Al Nuseirat itu menjadi tempat penampungan bagi keluarga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat invasi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Israel menyatakan bahwa serangan ini ditujukan kepada militan Hamas.
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “menyerang beberapa teroris yang beroperasi di gedung-gedung yang terletak di sekitar sekolah Al-Jaouni UNRWA”.
“Lokasi ini digunakan sebagai tempat persembunyian dan infrastruktur operasional di mana serangan terhadap pasukan IDF di Gaza diarahkan dan dilakukan. Tindakan akan diambil untuk mengurangi risiko merugikan warga sipil,” klaim Israel.
Dilaporkan ReutersKementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan, selain menewaskan puluhan orang, serangan tersebut juga melukai lebih dari 50 orang.
Sekitar 7.000 orang berlindung di sekolah selama serangan itu, menurut kantor pers pemerintah Hamas. Puluhan orang berlarian melewati reruntuhan setelah serangan itu untuk mencari korban yang selamat.
(rds)