Jakarta, Pahami.id —
Perwakilan militer Hamas Palestina akan mengunjungi Kairo, Mesir, untuk membahas perjanjian gencatan senjata dengan Israel. Seorang pejabat Hamas mengatakan delegasi akan datang ke Kairo pada Sabtu (30/11) untuk membahas kemungkinan tersebut.
Berita mengenai perundingan gencatan senjata Hamas-Israel muncul setelah Israel menyelesaikan gencatan senjata dengan milisi Hizbullah Lebanon pada Rabu (27/11).
“Delegasi Hamas akan berangkat ke Kairo besok untuk mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat Mesir guna membahas gagasan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tahanan di Jalur Gaza,” kata pejabat yang menolak disebutkan namanya. AFP.
Sebelumnya, Israel dan Hizbullah menyetujui gencatan senjata selama 60 hari dengan beberapa syarat, salah satunya Israel akan menarik pasukannya secara bertahap di selatan Garis Biru.
Sementara itu, tentara Lebanon akan mengerahkan pasukan di wilayah selatan untuk memastikan gencatan senjata efektif.
Gencatan senjata dicapai melalui mediasi Amerika Serikat dan Perancis.
Setelah menyetujui gencatan senjata, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengindikasikan kemungkinan peningkatan tekanan terhadap Hamas di Gaza dalam waktu dekat.
Netanyahu menilai gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon yang akan diadopsi mulai Rabu (27/11) akan memungkinkan Israel untuk “meningkatkan” tekanan terhadap Hamas, yang telah mereka lawan sejak Oktober 2023.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat, yang juga merupakan mediator dalam perundingan gencatan senjata Hamas-Israel, mengumumkan upaya diplomatik baru dengan Qatar, Turki dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.
Invasi Israel ke Gaza sejauh ini telah menewaskan 44.363 warga Palestina, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
Sejak pertukaran sandera terakhir pada November 2023, sekitar 97 sandera Israel diyakini masih berada di Gaza hingga saat ini. Menurut tentara Israel, 34 orang tewas selama penahanan tersebut.
(blq/chri)