Berita Fakta-fakta Terbaru 7 Remaja Ditemukan Tewas di Kali Bekasi

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Sebanyak tujuh remaja laki-laki ditemukan tewas di dalam Kali BekasiJawa Barat, Minggu (22/9) pagi.

Penemuan bermula saat seorang warga sedang mencari seekor kucing di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB dini hari. Awalnya warga yang menyaksikan hanya menemukan lima jenazah.

Namun setelah dilaporkan ke polisi dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut, total ditemukan tujuh jenazah.


Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus tersebut.
Namun, kata Karyoto, dari keterangan saksi, korban diduga terjun ke sungai karena takut dengan patroli polisi.

Informasi singkatnya, ini salah satu kejadian yang terjadi tadi malam. Informasi yang bisa diambil, mereka dibuang ke sungai, kata Karyoto kepada wartawan di lokasi.


CNNIndonesia.com merangkum beberapa perkembangan terkait kejadian tersebut:

Ada pertemuan untuk minum alkohol

Ketujuh remaja tersebut disebut berkumpul di dalam gubuk dan menenggak minuman beralkohol.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Kota Bekasi, Kompol Audy Joize Oroh mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun, korban bersama sejumlah orang berkumpul di sekitar Jalan Cipendawa pada Sabtu (21/9) sekitar pukul 03.00 WIB.

“Di bunkhouse atau gubuk depan PT Gudang Semen Merah Putih Jatiasih. Di tempat itu sudah berkumpul sekitar 30 kendaraan roda dua dan menurut keterangan saksi mungkin sekitar 60 orang berkumpul di tempat itu,” dia dikatakan. kata Audy.

Kata dia, berdasarkan keterangan saksi, lokasi tersebut dijadikan tempat minum minuman beralkohol.

Dari keterangan para saksi juga diperoleh informasi bahwa mereka membawa minuman beralkohol di tempat itu dan menunjukkan juga terdapat senjata tajam di lokasi itu, ujarnya.

Selamat 22 orang

Audy mengatakan, tim Pelopor Presisi kemudian mendatangi lokasi yang diduga sebagai tempat minum minuman beralkohol.

Sesampainya di lokasi, para remaja yang berkumpul berusaha melarikan diri. Audy menuturkan, saat itu ada sejumlah remaja yang lari menuju pemukiman warga. Namun ada juga yang mengungsi ke arah Sungai Bekasi.

“Jadi dari keterangan saksi kami mendapat informasi bahwa, ada sebagian saksi yang terjun ke Sungai Bekasi dan ada pula yang tidak berani terjun, karena melihat keadaan di tempat itu tidak memungkinkan dan gelap. , jadi ada beberapa saksi yang ditahan Tim Pelopor,” kata Audy.

Audy menuturkan, saat itu Tim Pelopor Presisi berhasil mendapatkan 22 orang. Selain itu, beberapa senjata tajam juga disita dari lokasi.

Dari 22 orang yang ditangkap, tiga orang kedapatan memegang senjata tajam, ujarnya.

Seruan untuk pertarungan media sosial

Polisi mengatakan penggerebekan rumah atau gubuk berlantai dua tempat berkumpulnya 60 remaja itu berawal dari patroli siber.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, dalam patroli siber, polisi menemukan akun Instagram yang disiarkan langsung pada Sabtu (21/9) dini hari. Postingan tersebut diduga ada kaitannya dengan ajakan tawuran.

“Beberapa orang yang langsung di IG sedang berkumpul, diduga berdasarkan analisa Tim Patroli Perintis Presisi diduga berkumpul untuk memulai perkelahian,” kata Ade Ary.

Tim Patroli Perintis Presisi kemudian mengunjungi sebuah gubuk yang menjadi tempat berkumpulnya puluhan orang.

Di lokasi, tim menemukan sekitar 30 sepeda motor dan sekitar 60 orang berkumpul. Kedatangan tim membuat puluhan orang langsung membubarkan diri.

Ada yang lari ke arah pemukiman warga, ada pula yang lari ke arah Kali Bekasi. Hingga saat ini belum diketahui berapa jumlah warga yang terjun ke Sungai Bekasi untuk menyelamatkan diri.

Ade Ary mengatakan, pihaknya kini berhasil mengidentifikasi akun media sosial yang diduga mengundang tawuran.

Jadi, beberapa akun media sosial teridentifikasi mengundang pertemuan yang diduga tawuran, kemudian yang hadir dalam keterangan saksi sekitar 60 orang dari berbagai kalangan, kata Ade Ary.

“Jadi tanda-tanda berkumpulnya geng atau kelompok itu antara lain Pok [red: kelompok] “Cikunir 209 All Star, Pok Original Madona, Pok Bojong Menteng, Pok Bantar Gebang, Pok Sari Ciketing Udik, Pok Siliwangi All Star, ini terus memperdalam akun IG grup ini,” imbuhnya.

Belum teridentifikasi

Tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati belum bisa mengidentifikasi tujuh pemuda yang ditemukan tewas. Sebab, kondisi jenazah sudah mulai membusuk.

Kepala Yandokpol RS Polri Kombes Herry Wijatmoko mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan data antemortem dan postmortem untuk proses identifikasi. Sejauh ini baru lima keluarga yang melaporkan data antemortem ke RS Polri.

“Belum (teridentifikasi), jadi masih kami periksa Pak.

Dia menjelaskan, dokter masih mencari penyebab kematian korban. Herry mengatakan, kondisi jenazah korban sudah dalam kondisi membusuk sehingga belum bisa dilakukan pemeriksaan visual maupun fisik.

“Kebetulan jenazah membusuk antara satu dan dua hari, artinya identifikasi visual tidak bisa lagi dilakukan. Artinya kita mengidentifikasi sidik jari, gigi dan DNA, serta tanda-tanda medis,” ujarnya.

9 staf diperiksa

Sembilan anggota Tim Patroli Pilot Presisi Polres Bekasi diperiksa Divisi Propam Polda Metro Jaya usai ditemukannya jenazah tersebut.

Hingga saat ini, anggota Patroli Pilot Presisi Polres Kota Bekasi sudah diperiksa sebanyak sembilan orang, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kompol Ade Ary Syam Indradi.

Ade Ary mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk mengusut serangkaian kejadian. Mulai dari informasi awal perkelahian hingga ditemukannya korban tewas.

“Kejadiannya sedang didalami, kejadian sejak pertama kali mendapat informasi awal terjadi perkelahian di media sosial kemudian mereka ke TKP, ini masih didalami,” ujarnya.

(yo/gil)