Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Satu keluarga beranggotakan empat orang ditemukan tewas karena dugaan perbuatan bunuh diri dengan terjun di Apartemen Topaz Menara Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3).
Keempatnya merupakan seorang pria berinisial EA (50), seorang wanita AIL, seorang pria JWA (13), dan seorang wanita JL (16). Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki motif di balik tindakan tersebut.
CNNIndonesia.com merangkum beberapa fakta dari peristiwa tersebut
Daftar Isi
1. Sang ayah mencium kening istri dan anaknya sebelum melompat
Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan, keempat korban tiba di apartemen sekitar pukul 16.02 WIB menggunakan mobil Grand Max.
Kata Ady, berdasarkan rekaman CCTV, EA atau ayahnya mencium kening tiga anggota keluarga sebelum melompat.
<!–
/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>
Korban masuk ke dalam lift, terekam (di CCTV), ini EA mencium kening tiga orang lainnya. Usai dicium kening, AEL terlihat mengumpulkan ponsel semua orang untuk naik ke atas, kata Agus, Senin (11/1). 3).
Kemudian sekitar pukul 16.05 WIB, korban keluar dari lift lantai 21 apartemen tersebut. Mereka menggunakan tangga darurat untuk mencapai atap apartemen.
2. Korban diikat dengan tali
Agus mengatakan, sekitar pukul 16.13 WIB, para korban terjatuh bersama di depan lobi apartemen. Saat itu korban diikat dengan tali.
“Saat terjatuh, EA dan JL masih diikat dengan tali yang sama, AEL diikat dengan tali yang sama dengan JWA, talinya diikat,” kata Agus.
Salah satu saksi berinisial RP juga melihat ada tali yang diikatkan di tangan korban, yang mengaku menyaksikan kejadian tersebut saat ada satu keluarga yang melompat dari apartemennya.
3. Korban sudah dua tahun tidak tinggal di rumahnya
Agus mengatakan, korban sudah lama tidak tinggal di salah satu unit apartemen tersebut.
“Sudah 2 tahun. Saya baru kembali ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh tetangga yang tinggal satu lantai dengan korban, Nur.
Ia mengatakan, pihak keluarga berpamitan sekitar dua tahun lalu, saat pandemi Covid-19.
Katanya mau pindah ke Solo, kalau Covid-19 sudah berpindah, kata Nur saat ditemui di depan apartemen, Rabu (14/3).
Foto: Pahami.id/Fajrian Penolakan Psikologis |
Saat itu, dia mengaku tidak mengetahui alasan keluarganya pindah. Nur juga tidak mengetahui apakah rumahnya sudah dijual saat pindah.
Sejak keluarganya pindah, Nur mengaku tidak pernah berkomunikasi lagi. Dia baru mengetahui keluarganya bunuh diri setelah menonton berita.
Katanya, pada Sabtu (9/3) atau hari kejadian, dirinya baru kembali ke apartemen pada malam hari.
“Saat jatuh, saya baru pulang malam, sudah tutup,” ujarnya.
Ia mengaku mengenal dan sering berkomunikasi dengan pihak keluarga. Kata Nur, mereka merupakan keluarga yang ramah dan baik terhadap tetangga.
“Tidak ada tawuran antar tetangga. Saya suka dipanggil Cici Aciu,” ujarnya.
4. Polisi kembali memeriksa lokasi kejadian
Polisi kembali memeriksa lokasi kejadian dugaan bunuh diri sebuah keluarga dengan terjun ke Apartemen Topaz Menara Teluk Intan di Penjaringan, Jakarta Utara.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kompol Gidion Arif beserta jajarannya dan Tim Inafis mendatangi apartemen tersebut pada Rabu malam.
“Kami sedang memeriksa kembali lokasi kejadian, sehingga kami akan membaca lebih detail kejadian tersebut,” kata Gidion di Apartemen Topaz di Menara Teluk Intan.
Gidion mengatakan, belum diketahui fakta baru terkait kejadian tersebut. Dia mengatakan polisi masih melakukan penyelidikan ilmiah.
Ia juga belum bisa memastikan faktor terlilit utang di balik tindakan satu keluarga tersebut.
“Makanya kita perlu ujian ilmiah“Kami perlu tes DNA, otopsi psikologis,” katanya.
Hingga Rabu malam, garis polisi masih dipasang di depan apartemen. Ada plastik hitam yang dipasang untuk menutupi area korban terjatuh.
5. Bukan kejadian pertama
Sejumlah penghuni Apartemen Topaz Menara Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara mengatakan, kejadian orang melompat dari apartemennya sudah beberapa kali terjadi.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengaku, sejak tinggal di apartemen tersebut, sudah ada sekitar tiga kasus serupa.
“Tidak pernah berduaan, tidak pernah sekeluarga. Sekitar 3 atau 4 kali sejak saya tinggal,” kata warga tersebut saat ditemui di depan apartemen, Rabu (13/3).
Saat kejadian, ada satu keluarga yang melompat dari apartemen pada Sabtu (9/3), dia mengaku berada di dekat lokasi kejadian.
“Saya lihat sudah sibuk,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan warga lain berinisial RP yang ditemukan berbeda. Setidaknya, kata dia, ada sebanyak tiga kejadian orang melompat di Apartemen Teluk Intan.
“Sejak saya ke sini (menara puncak), dua kali, ke sana (menara safir) satu kali,” ujarnya.
CNNIndonesia.com Saya mencoba menanyakan informasi kepada pengelola apartemen tentang kejadian yang sudah terjadi lebih dari satu kali ini, namun pengelola tidak dapat ditemukan.
Beberapa pejabat keamanan juga menolak memberikan informasi.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Utara Kompol Gidion Arif mengaku belum mendapat informasi apapun terkait hal tersebut.
“Belum. Saya belum mendapat informasi apa pun,” kata Gidion.
(yo/wi)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);