Berita Fakta-fakta Kisruh Presiden Korsel Sempat Umumkan Darurat Militer

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Penetapan status darurat militer ditetapkan sekali oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (12/3) dan masih menjadi sorotan publik.

Aksi mengejutkan yang hanya berlangsung sekitar enam jam ini terus menjadi perbincangan di masyarakat karena ini adalah yang pertama terjadi dalam hampir 50 tahun sejak tahun 1980.


Serangkaian peristiwa terjadi setelah kejadian ini. Berikut fakta terbaru kisruh status darurat militer Korea Selatan.

Polisi menyelidiki presiden

Polisi Korea Selatan telah memulai penyelidikan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol atas dugaan pemberontakan sehubungan dengan deklarasi darurat militer yang mengejutkan negara tersebut.

Kepala Badan Investigasi Nasional Korea Selatan, Woo Jong Soo, pada Kamis (12/5) mengatakan, kasus Presiden Yoon kini telah dilimpahkan dan penyelidikan sudah dimulai pada saat yang bersamaan.

Pemberontakan adalah kejahatan yang melampaui kekebalan presiden dan pelakunya dapat dihukum mati.

Ribuan warga menggelar upacara penyalaan lilin

Warga sipil dan kelompok buruh menggelar demonstrasi damai menyalakan lilin di seluruh Korea Selatan pada Rabu (4/12) malam.

Kelompok-kelompok seperti Federasi Serikat Buruh Korea Selatan, Persatuan Rakyat untuk Demokrasi Partisipatif, dan kelompok sipil lainnya mengadakan demonstrasi damai di Lapangan Gwanghwamun, Seoul.

Aksi tersebut dihadiri sekitar 2.000 orang. Mereka mengecam deklarasi status darurat militer dan menyerukan agar Yoon mundur dari kursi kepresidenan.

Demonstrasi serupa juga terjadi di Gwangju. Sekitar 1.000 orang ambil bagian dalam aksi tersebut.

Aksi serupa juga dilakukan di Suncheon, Yeosu dan kota-kota lain di Provinsi Jeolla Selatan.

Di Busan, aktivis anti-Yoon berencana menggelar demonstrasi mulai Rabu hingga minggu depan.

Menteri Pertahanan mengundurkan diri

Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong Hyun memutuskan mundur dari jabatannya menyusul gejolak kasus status darurat militer.

“Saya telah menawarkan keinginan saya untuk mengundurkan diri kepada presiden, bertanggung jawab atas kekacauan yang disebabkan oleh pemberlakuan darurat militer,” kata Kim dalam keterangannya, Rabu (12/4).

Menurut beberapa laporan, Kim lah yang menyarankan kepada Yoon untuk menyatakan status darurat militer. Kim dilaporkan mengadakan pertemuan dengan para komandan tertinggi dan meminta peningkatan kewaspadaan di kalangan militer sebelum darurat militer diterapkan.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa Kim mengusulkan untuk mengumumkan darurat militer kepada Yoon melalui perdana menteri, Korea Herald mengutip pernyataannya. Namun, PM membantah menerima konsultasi mengenai darurat militer.

Yoon telah menerima surat pengunduran diri Kim dan menunjuk Choi Byung Hyuk sebagai Menteri Pertahanan baru menggantikannya.

Pendukung partai mendesak presiden untuk mengundurkan diri

Partai yang berkuasa di bawah Presiden Yoon, Partai Kekuatan Rakyat, menuntut presiden mengundurkan diri dari partai tersebut menyusul keributan yang disebabkan oleh darurat militer.

Ketua Partai Kekuatan Rakyat Han Doong Hon meminta Yoon meninggalkan partainya sambil menegaskan bahwa partainya tidak akan membela tindakan Yoon.

“Kami meminta presiden untuk mengundurkan diri dari partai. Partai kami tidak berusaha membela darurat militer presiden yang inkonstitusional,” kata Han.

Han tidak mengomentari mosi pemakzulan yang diajukan partai oposisi di parlemen terhadap Yoon.

Namun, Partai Kekuatan Rakyat menyatakan akan menolak mosi pemakzulan Yoon.

(isa/bac)