Jakarta, Pahami.id —
perusahaan e-niaga Korea SelatanCoupang, mengumumkan akan membayar kompensasi senilai 1,69 triliun won (sekitar Rp 25,2 triliun) kepada 33,7 juta pemegang akun yang terkena dampak kebocoran data besar-besaran.
Luncurkan situsnya Selat Times pada Senin (29/12), pelanggan akan mendapatkan voucher senilai 50.000 won (sekitar Rp 625 ribu) per orang untuk digunakan di platform Coupang.
Pengumuman ini disampaikan sehari setelah pendiri Coupang Kim Bom mengeluarkan permintaan maaf publik atas kebocoran data yang terjadi pada November lalu.
Ia juga berjanji akan mempercepat tindakan kompensasi voucher bagi konsumen Korea Selatan.
Namun, Kim menolak menghadiri sidang parlemen yang dijadwalkan pada 30-31 Desember.
Sementara itu, kritik terhadap langkah perusahaan memberikan kompensasi dalam bentuk voucher semakin meningkat.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat dan ketua Komite Sains, ICT, Penyiaran dan Komunikasi Majelis Nasional, Choi Min-hee, mengatakan voucher tersebut tidak digunakan secara luas.
Choi menuduh Coupang mencoba mengubah krisis kebocoran data menjadi peluang bisnis.
Sebuah kelompok advokasi konsumen, Dewan Nasional Organisasi Konsumen Korea, mengatakan rencana kompensasi tersebut meremehkan konsumen dan tingkat keparahan kebocoran data.
Menurut mereka, voucher lebih merupakan alat pemasaran untuk mendorong pembelian tambahan dibandingkan bentuk kompensasi.
Saat dimintai komentar atas kritik masyarakat, Coupang menolak memberikan jawaban lebih lanjut.
Parlemen Korea Selatan berencana mengadakan sidang dua hari mengenai kasus ini mulai 30 Desember.
(rnp/rds)
