Berita Dubes soal Hamas-Fatah Bersatu: Palestina Satu, Pemimpinnya Satu

by


Jakarta, Pahami.id

Duta besar Palestina Untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun buka suara terkait perjanjian damai antar Fatah Dan Hamas baru-baru ini di Beijing setelah dimediasi oleh Tiongkok.

Al Shun menjawab pertanyaan wartawan tentang kemungkinan Hamas-Fatah bersatu dan bergabung dengan pemerintah Palestina. Momen tersebut terjadi di Masjid Istiqlal usai diadakan salat untuk mendiang pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang dimakamkan hari ini di Qatar.


“Palestina itu satu, pemimpinnya satu, bukan dua. Presiden kita dari awal, sejak 2017, mengajak semua pihak untuk duduk dan datang berdiskusi dengan siapa pun, kita harus bersatu,” kata Zuhair Al-Shun saat ditemui di acara tersebut. peristiwa. Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (2/8).

“Musuh kita satu, yaitu Israel, yang merupakan musuh seluruh rakyat, bukan hanya Palestina,” ujarnya.

Ia berharap semua pihak mendengarkan instruksi Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membentuk persatuan.

Sebelumnya, Indonesia menyambut baik rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah, serta faksi lain di Palestina, dalam Deklarasi Beijing yang ditandatangani beberapa waktu lalu.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan, disetujuinya Deklarasi Beijing merupakan sebuah langkah maju dalam mendorong perdamaian dan persatuan bangsa Palestina.

Persetujuan Deklarasi Beijing oleh para pemangku kepentingan di Palestina merupakan sebuah langkah maju dalam mendorong perdamaian dan persatuan bangsa Palestina, terutama di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, kata Retno di luar Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN/Post ASEAN Konferensi Menteri Luar Negeri ( AMM/PMC) di Laos.

Retno mengatakan, Indonesia berharap apa yang telah disepakati dapat dilaksanakan dengan baik.

Retno juga kembali menegaskan, Indonesia selalu mendorong persatuan di Palestina demi mewujudkan perdamaian dan masa depan Palestina.

Indonesia selalu menyampaikan isu persatuan dalam setiap pertemuan dengan faksi-faksi di Palestina. Persatuan adalah kunci mewujudkan perdamaian dan masa depan Palestina, jelas Retno.

Dua faksi politik utama di Palestina, Hamas dan Fatah, menandatangani perjanjian damai untuk mengakhiri persaingan politik selama puluhan tahun.

Pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzuk mengatakan, pihaknya telah menandatangani perjanjian upaya perdamaian dengan Fatah dan beberapa kelompok Palestina lainnya di Beijing, China.

“Hari ini kami menandatangani perjanjian untuk persatuan nasional dan kami mengatakan bahwa cara untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional,” kata Marzuk. AFP pada Selasa (23/7).

“Kami berkomitmen terhadap persatuan nasional dan kami menyerukannya (persatuan nasional),” tambahnya.

Hamas, Fatah dan beberapa faksi politik Palestina mengadakan pertemuan tiga hari di Beijing untuk membahas rekonsiliasi nasional.

(pop/rds)