Berita Diplomasi Politik di Balik Pertemuan Surya Paloh & Sjafrie Sjamsoeddin

by
Berita Diplomasi Politik di Balik Pertemuan Surya Paloh & Sjafrie Sjamsoeddin

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Ketua Partai Nasdem Surya Paloh mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan SJafrie Sjamsoeddin di Kantor Kementerian Pertahanan, Rabu (15/10).

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Sjafrie mengaku telah mendapat masukan dari Surya Paloh mengenai perannya sebagai pengambil kebijakan nasional di bidang stabilitas keamanan.

Pak Surya Paloh memberi saya masukan secara informal namun berkomitmen mengenai nasionalisme dan patriotisme yang beliau sampaikan kepada saya, kata Sjafrie kepada awak media.


Sjafrie mengatakan, Nasdem merupakan pihak pertama di luar Federasi Indonesia yang maju menemuinya. Dalam beberapa hari ke depan, jelasnya, akan diagendakan pertemuan dengan pelaku UKM.

“Kemarin malam saya juga mendengar kabar bahwa UKM juga akan berkunjung dan ini Kantor Rakyat, Kantor Rakyat Berdaulat, tapi di bidang stabilitas,” ujarnya.

Sementara itu, Surya Paloh mengaku tidak ada pembahasan mengenai Nasdem bergabung ke Kabinet Prabowo pada pertemuan dimaksud. Ia hanya menyampaikan harapan agar pemerintahan Prabowo sukses di masa depan.

Terakhir, tidak semua pembahasan kita mengarah apakah sekarang Nasdem di luar kabinet dan akan ada pembahasan ke arah kabinet, tidak, kata Paloh.

Pengaruh Sjafrie terhadap Prabowo semakin kuat

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, dari posisinya sebagai sosok di lingkaran presiden, Sjafrie bisa dikatakan sebagai tangan kiri presiden, sedangkan tangan kanannya adalah Sufmi Dasco Ahmad.

“Sebagai sosok di samping Presiden, pengaruh Sjafrie juga cukup kuat sehingga memungkinkan Sjafrie dijadikan saluran komunikasi elite politik terhadap Presiden Prabowo,” kata Dedi kepada Cnnindonesia.comRabu (15/10).

Oleh karena itu, pertemuan Surya Paloh dengan Sjafrie kemungkinan besar bernuansa diplomasi politik, terutama posisi Nasdem saat ini, apalagi setelah para tokoh elite Nasdem ditinggal ke PSI, ujarnya.

Melihat peluang tersebut, Prabowo mulai menjauhkan diri dari Jokowi

Namun, menurut Dedi, Surya Paloh memahami keberadaan kekuasaan partai politik harus tetap dekat dengan kekuasaan, meski tidak harus menjadi bagian dari pemerintahan. Katanya, membina silaturahmi dianggap hal yang utama.

Apalagi, kata dia, Prabowo dinilai semakin menjauhkan diri dari pengaruh presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Sebaliknya, Presiden Prabowo juga mulai terlihat menjauh dari pengaruh Jokowi, alasan ini bisa dijadikan alasan bagi Nasdem untuk mulai memikirkan kembali Kabinet bersama Prabowo, dan Sjafrie adalah sosok ‘non-politik’ yang memungkinkan dia memiliki akses yang kuat terhadap Presiden Prabowo, kata Dedi.

Ia mengatakan, Nasdem bisa mengambil manfaat dari sikap politik yang ada saat ini.

“Nasdem menjalankan politik yang seimbang, di satu sisi menjaga loyalis di tingkat pemilih tanpa berkonflik dengan pemerintah, di sisi lain Nasdem tidak akan terpengaruh jika pemerintah melakukan kesalahan,” kata Dedi.

“Dari segi praktis, Nasdem sepertinya menguasai diplomasi, mereka bisa memutuskan kapan masuk kabinet dan kapan tidak,” ujarnya.

Bahas Manuver Nasdem Pembajakan Psi

Sementara itu, Direktur Trias Politika Strategic Agung Baskoro melihat ada dua hal besar di balik pertemuan kedua tokoh tersebut.

Pertama, sebagai sebuah kewajaran, Agung mengatakan Surya Paloh ingin membuka ruang komunikasi, koordinasi, dan kerja sama dengan Kementerian Pertahanan terkait program pertahanan negara.

Namun Agung lebih condong pada kemungkinan kedua, yakni Surya Paloh yang ingin membuka ruang komunikasi politik kepada Prabowo melalui jalur Sjafrie. Hal itu dilakukan merespons manuver PSI yang ‘menangkap’ elite Nasdem.

Mantan Wakil Ketua Nasdem Ahmad Ali kini bergabung dengan PSI dan diangkat menjadi Ketua Harian di bawah kepemimpinan putra Jokowi, Kaesang Pangarep.

Agung menduga manuver mantan kader PSI yang disebut-sebut akan menempatkan Jokowi sebagai Ketua Dewan Pertimbangan PSI cukup menimbulkan tekanan politik terhadap partainya.

Memang harus diakui Pak Sjafrie punya militer dalam tanda kutip, karena beliau Kementerian Pertahanan dan Pak Surya sedikit banyak ingin memastikan mereka mendapatkan keamanan politik, kata Agung.

Apalagi belakangan ini Nasdem Pak Surya terhimpit oleh gerakan PSI karena sebagian kadernya beralih bendera ke partai Mas Kaesang, tentu saja hal ini menimbulkan tekanan politik.

Sebelumnya, dua kader Partai NASDEM yakni Ahmad Ali dan Bestari Barus masuk dalam kepengurusan Partai Persatuan Indonesia (PSI).

(ryn/dal)