Daftar Isi
Jakarta, Pahami.id –
Sejak melayani sebagai Gubernur Jawa Barat (Jawa Barat), Dedi Mulyadi Meluncurkan berbagai kebijakan yang menuai perhatian publik. Beberapa dianggap progresif, tetapi tidak beberapa juga memicu polemik dalam masyarakat.
Setelah Cnnindonesia.com Merangkum beberapa kebijakan kontroversial untuk politisi Gerindra yang memanen pro dan kontra:
Daftar Isi
1. Persyaratan vasektomi untuk bantuan sosial
Dedi Mulyadi mengusulkan Program Keluarga Berencana (KB) sebagai persyaratan utama untuk memberikan bantuan sosial (Bansos). Dia menekankan bahwa pria juga harus berperan dalam mengendalikan kelahiran, salah satunya adalah melalui vasektomi.
“Jangan beban reproduksi hanya wanita. Wanita tidak menanggung beban reproduksi, Sabab nu beukian mah salakina. Pasti seorang pria. Mengapa pria harus? Karena misalnya wanita kemudian memiliki banyak masalah. Misalnya, lupa minum pil atau yang lain, “kata Dedi di Bandung pada hari Senin (28/4).
Dia mengatakan keluarga miskin tidak dapat terus dibantu tanpa upaya untuk mengendalikan kelahiran. Menurutnya, bantuan seperti beasiswa, koneksi listrik, untuk bantuan perumahan yang tidak tersedia akan didistribusikan disediakan oleh partisipasi aktif dalam program keluarga berencana.
Kebijakan ini memiliki penolakan yang kuat terhadap Dewan Ulema Jawa Barat (MUI) yang menyatakan bahwa vasektomi dilarang dalam pandangan Islam karena merupakan infeksi permanen.
“Seharusnya tidak bertentangan dengan Syariah, pada dasarnya vasektomi adalah ilegal dan sesuai dengan para sarjana Komisi Fatwa di Indonesia IV di Sekolah Perhiasan Islam Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 2012,” Ketua Java Mui Rahmat Barat, dalam berita.
Menanggapi fatwa, Dedi mengatakan bahwa program keluarga berencana tidak harus melalui vasektomi dan berbagai metode lainnya. Dia menekankan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemiskinan dengan mengendalikan jumlah anak.
2.
Dedi sedang mengerjakan masalah pengiriman siswa yang bermasalah ke bar militer yang dimiliki oleh TNI dan Polri untuk menghadiri pelatihan disiplin mulai Jumat (2/5). Program ini menargetkan siswa yang terlibat dalam perkelahian, kecanduan permainan, untuk mengkonsumsi minuman keras.
“Banyak orang tua tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi anak -anak mereka hari ini. Banyak guru tidak memiliki kemampuan untuk berurusan dengan siswa mereka,” kata Dedi di kompleks parlemen pada hari Selasa (29/4).
Kebijakan ini telah memicu kritik tajam dari aktivis hak asasi manusia. Imparial mengatakan langkah itu melanggar fungsi TNI dan berpotensi dapat membahayakan anak -anak yang harus dilindungi dari kekerasan.
“Budaya kekerasan dalam badan TNI jelas menunjukkan bahwa kebijakan ini tidak hanya salah tetapi juga berbahaya,” kata Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Atnike Nova Sigiro juga mengkritik bahwa keterlibatan TNI untuk mendidik anak -anak bukanlah kekuatan lembaga militer.
Tidak hanya siswa, Dedi juga berencana untuk mengimplementasikan program yang sama untuk orang dewasa yang dianggap kurang disiplin. Mereka akan diarahkan pada pelatihan ketenagakerjaan di bidang pertanian, perikanan, dan proyek pembangunan regional.
3. Larangan kelulusan dan pemisahan sekolah
Pemerintah Daerah Jawa Barat mengeluarkan larangan acara kelulusan dan perpisahan yang melibatkan biaya siswa. Larangan ini terkandung dalam Java West Java Nomor 6685/PW.01/Serre.
Dedi menekankan bahwa kegiatan semacam itu sering kali membebani orang tua dan tidak sejalan dengan prinsip -prinsip pendidikan yang terjangkau. Dia juga terlibat dalam debat dengan seorang siswa yang mengkritik larangan pemisahan dalam mengunggah akun YouTube pribadinya.
“Tanpa pemisahan, itu benar -benar kehilangan kenangan? Kenangan indah selama proses pembelajaran tiga tahun,” katanya dalam akun YouTube pribadinya.
4. Larangan kunjungan studi
Dia tidak hanya lulus, Dedi juga melarang kegiatan pariwisata belajar yang membebani ekonomi keluarga siswa. Kebijakan ini terkandung dalam gubernur Jawa Barat nomor 64 tahun 2024.
Dedi juga mengeluarkan kepala sekolah kejuruan di Depok karena melanggar kebijakan ini. Dia menekankan bahwa larangan itu hanya berlaku untuk kegiatan mahal, tidak semua bentuk kunjungan studi.
5. Dana Hibah Hibah Benar
Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk sementara waktu menangguhkan distribusi dana hibah ke Yayasan Pendidikan, termasuk agama. Dedi menyebutkan penemuan penyimpangan dan penggunaan dana yang tidak transparan.
“Saya tidak ingin hibah dana hanya dinikmati oleh pihak -pihak tertentu,” katanya di Bandung pada hari Rabu (4/23).
Dedi mengatakan bahwa di masa depan bantuan akan disediakan berdasarkan program yang terukur, bukan kedekatan politik. Dia tetap berkomitmen untuk membantu pengembangan Madrasa jika data dan kebutuhannya jelas.
6. Pembongkaran Proyek Fantasi Hibisc di Puncak
Dedi memerintahkan pembongkaran Proyek Fantasi Hibisc di KTT, Bogor, dikelola oleh Bumd dari Provinsi Jawa Barat. Langkah ini diambil karena proyek ini dianggap melanggar izin pengelolaan lahan.
Fantasi Hibisc dikatakan memiliki izin untuk mengelola sekitar 4.800 meter persegi. Namun, sebenarnya fantasi kembang sepatu termasuk tanah hingga 15.000 meter persegi.
Dedi juga mengklaim siap untuk membatalkan Wilayah Jawa Barat No. 9 Tahun 2022 dikatakan sebagai sumber jumlah bangunan yang berdiri di area hijau.
“Hal pertama yang akan kita batal, lalu mengembalikan sifat alami Jawa Barat sebagai kondisi aslinya. Sejalan dengan aspek stylist yang memadai yang memberikan keamanan bagi orang -orang,” kata Dedi di Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3).
Pembongkaran dilakukan setelah tanah longsor sampai kerusakan pada fasilitas publik karena banjir bandang di Cisarua, Bogor.
7. Membuat gugus tugas anti-premenisme ditantang oleh grib
Dedi Mulyadi juga segera membentuk Satuan Tugas Anti -Thuggery. Formasi juga menyebabkan polemik dan kritik. Salah satu yang mengkritik pembentukan gugus tugas anti -thuggery berasal dari organisasi Grib Jaya, yang diketuai oleh Hercules Rosario de Marshall.
Melalui pengacaranya, Razman Nasution, Grib Jaya CSO, Sultimatum Dedi Mulyadi. Ultimatum mengandung Dedi untuk tidak mengganggu organisasi massa yang memiliki potensi konflik. Menanggapi ancaman itu, Dedi tidak takut. Apa yang dilakukan adalah hanya untuk mempertahankan investasi.
“Kami adalah pemerintah yang melakukan tugas mempertahankan investasi yang baik, orang -orang dapat bekerja, orang -orang dapat berhasil,” kata Dedi.
Dedi mengatakan dia siap untuk konsekuensi apa pun, untuk memberikan kedamaian kepada orang -orang Jawa Barat dan investor. Bahkan Dedi mengklaim bahwa mereka tidak takut akan ancaman.
“Aku tidak akan mendengar ancaman dari siapa pun,” katanya.
(Kay/dal)