Jakarta, Pahami.id —
Sejak dilantik menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2014, Joko Widodo (Jokowi) menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu pilar utama kebijakan pemerintahannya. Sebagai negara yang memiliki wilayah sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam membangun pemerataan infrastruktur.
Oleh karena itu, fokus pemerintahan Jokowi adalah membangun konektivitas fisik dan digital untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia. Beberapa aspek infrastruktur utama yang menjadi perhatian di era Jokowi adalah jalan tol, jembatan, dan infrastruktur digital seperti Base Transmitter Station (BTS) untuk memperluas akses internet.
Dalam pidato kenegaraan dalam rangka HUT RI ke-79 di Gedung MPR, Jumat (16/8) lalu, Jokowi menyebut pemerintah berhasil membangun jalan desa sepanjang 366 ribu kilometer (km), 1,9 juta. meter jembatan desa, 2.700 km jalan tol baru, 6.000 km jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan, dan 1,1 juta hektar jaringan irigasi baru.
“Dengan perkembangan itu, biaya logistik berhasil ditekan dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen. Kemudian daya saing meningkat dari sebelumnya posisi 44 menjadi peringkat 27 pada tahun 2024. Kesatuan mampu kita perkuat karena akses semakin merata dan berkeadilan,” ujarnya.
Tak bisa dimungkiri, salah satu pencapaian paling menonjol di era Jokowi adalah masifnya pembangunan jalan tol. Sejak Jokowi menjabat, pemerintah fokus mempercepat pembangunan jalan tol di berbagai daerah, khususnya di luar Pulau Jawa. Pembangunan jalan tol baru pada masa pemerintahan Jokowi mencapai 2.700 km yang mencakup pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Jokowi mengatakan, tujuan utama pembangunan tol ini adalah untuk mempercepat distribusi barang dan jasa, menekan biaya logistik, dan membuka akses perekonomian ke daerah-daerah terpencil yang sebelumnya terisolasi. Pembangunan jalan tol juga didorong untuk menumbuhkan iklim investasi di sektor lain, seperti pariwisata, industri, dan pertanian.
Dengan infrastruktur tol yang memadai, akses terhadap wilayah-wilayah yang memiliki potensi ekonomi tinggi menjadi lebih mudah, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya tarik investor.
Selain jalan tol, jembatan juga menjadi bagian dari upaya pembangunan infrastruktur di era Jokowi. Beberapa jembatan yang dibangun berskala besar dan berdampak besar terhadap konektivitas antar wilayah di Indonesia.
Salah satu proyek monumental era ini adalah Jembatan Holtekamp di Papua yang diresmikan pada tahun 2019. Jembatan ini menghubungkan kota Jayapura dengan kawasan pesisir pantai, mempersingkat waktu tempuh dari jam menjadi hanya beberapa menit, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. . .
Selain itu, proyek Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura juga menjadi fokus program pembangunan infrastruktur Jokowi. Meski jembatan ini dibangun sebelum era Jokowi, namun pemanfaatannya tetap dioptimalkan dengan memperkuat akses infrastruktur pendukung di sekitarnya sehingga meningkatkan lalu lintas perdagangan Jawa Timur-Madura.
Pembangunan jembatan lain di berbagai daerah seperti Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara dan Jembatan Merah Putih di Maluku juga menunjukkan komitmen Jokowi untuk memastikan seluruh wilayah di Indonesia, khususnya di daerah terpencil, dapat terhubung dengan baik untuk mendukung perekonomian lokal. pertumbuhan.
Revolusi Telekomunikasi
Selain infrastruktur fisik, selama 10 tahun terakhir Jokowi sebagai kepala pemerintahan juga gencar membangun infrastruktur telekomunikasi yang menjadi tulang punggung transformasi digital di Indonesia. Melalui program Palapa Ring, pemerintah membangun jaringan serat optik sepanjang lebih dari 12.000 km, menghubungkan daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau layanan internet.
Program ini dilengkapi dengan pembangunan ribuan BTS khususnya di wilayah terpencil dan perbatasan. Salah satu capaian utamanya adalah upaya menjamin akses internet di seluruh desa di Indonesia melalui BTS 4G. Hingga Desember 2023, pemerintah melalui BAKTI Kominfo telah menyelesaikan 4.990 BTS 4G dari target 5.618 BTS yang tersebar di pelosok.
Percepatan akses internet di era Jokowi juga dilakukan melalui pengoperasian satelit SATRIA-1 yang diresmikan pada Desember 2023. Jokowi mengatakan Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan kondisi geografis yang beragam, sehingga diperlukan konektivitas telekomunikasi yang canggih untuk menghubungkan antar pulau. wilayah.
“Kita memerlukan konektivitas untuk menjangkau, menghubungkan dari satu pulau ke pulau lain, satu daerah dengan daerah lain, satu daerah dengan daerah lain dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Jokowi saat peresmian BTS 4G dan SATRIA-1 di Jakarta. Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (28/12/2003).
Dengan semakin luasnya jangkauan akses internet, potensi ekonomi digital di Indonesia semakin terbuka. Pasalnya, akses internet yang andal memungkinkan masyarakat di pelosok dapat terhubung dengan pasar nasional maupun internasional, baik melalui usaha kecil menengah (UKM) maupun sektor kreatif lainnya.
Sementara itu, Ekonom Senior CORE Indonesia, Ina Primiana, menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur fisik dan digitalisasi merupakan langkah penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Namun, ia menekankan pentingnya perencanaan yang terintegrasi antara pembangunan infrastruktur dan pembangunan ekonomi daerah.
“Kita sering lupa bahwa infrastruktur saja tidak cukup. Diperlukan juga upaya untuk mengembangkan sektor-sektor produktif di bidang yang terkait dengan infrastruktur tersebut, serta memastikan bahwa masyarakat lokal memiliki keterampilan yang diperlukan untuk berperan dalam perekonomian baru yang sedang tercipta. ” jelasnya.
Ina menambahkan, tantangan selanjutnya adalah memastikan manfaat pembangunan infrastruktur dan digitalisasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya oleh penduduk kota besar atau mereka yang sudah memiliki akses terhadap teknologi.
“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menjadikan pembangunan ini sebagai alat untuk mengurangi ketimpangan, bukan malah memperlebarnya,” tuturnya.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Pembangunan infrastruktur besar-besaran di era Jokowi tidak hanya berdampak pada peningkatan mobilitas dan akses perekonomian, namun juga memberikan dampak sosial yang signifikan.
Dari perspektif makroekonomi, pembangunan infrastruktur berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Peningkatan daya saing logistik yang diciptakan oleh jalan tol mendorong sektor industri dan perdagangan tumbuh semakin pesat.
Kemudian sektor pariwisata juga mendapat manfaat besar dari perbaikan infrastruktur transportasi, yang meningkatkan akses ke destinasi wisata utama dan kawasan yang sebelumnya sulit dijangkau.
Jokowi menegaskan gelombang pembangunan infrastruktur merupakan langkah penting dalam mempercepat akselerasi perekonomian Indonesia. Pembangunan jalan tol, jembatan dan menara BTS 4G telah membuka akses yang lebih luas hingga ke pelosok dan meningkatkan konektivitas antar wilayah.
Alhamdulillah, sejak sepuluh tahun terakhir kita sudah mampu membangun landasan dan peradaban baru, dengan pembangunan berbasis Indonesia, membangun dari pinggiran, membangun dari desa, dan membangun dari daerah terluar, kata Jokowi dalam bahasa Indonesia ke-79. . Pidato Kenegaraan HUT Kemerdekaan di Gedung MPR, Jumat (16/8).
Sekali lagi, meski menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya, dampak positif pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat dirasakan dalam jangka panjang sehingga memperkuat posisi Indonesia di kancah global sebagai negara dengan infrastruktur modern yang mumpuni.
(ori/ori)