Berita Cerita Fotografer Peraih Pulitzer Jepret Momen Krusial Trump Ditembak

by


Jakarta, Pahami.id

Evan VucciFotografer Associated Press berhasil mengabadikan momen mantan Presiden AS tersebut Donald Trump tepat setelah insiden penembakan saat kampanye.

Foto ini menjadi perbincangan di masyarakat karena momen pengambilannya yang sangat tepat. Trump terlihat berdiri dengan tangan terangkat ke udara dengan latar belakang langit biru cerah dan bendera Amerika yang berkibar. Ekspresi wajah pengawal yang berusaha mendekati Trump terlihat jelas. Sementara itu, pada wajah Trump terlihat bekas darah dari telinga mengalir hingga ke pipinya.

Vucci, yang telah melindungi Trump sejak pencalonannya delapan tahun lalu, menceritakan momen-momen menegangkan tersebut. Mendengar suara tembakan, dia langsung bergerak cepat memotret Trump dari segala sudut.


“Saya mendengar suara tembakan. Jadi saya berlari ke panggung ketika agen Dinas Rahasia mulai melindungi Presiden Trump. Mereka datang dari segala arah, dan mereka melindunginya dari atas. Saya pergi ke depan, ke samping panggung dan mulai mengambil tindakan. gambar semua yang saya bisa, “kata Vucci seperti dikutip PenjagaSenin (15/7).

Vucci, yang memenangkan Hadiah Pulitzer atas foto protesnya pasca kematian George Floyd pada tahun 2020, mengungkapkan bahwa ketika pengawal mulai berdatangan, dia memikirkan kembali apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dia mulai memikirkan jalur evakuasi yang menurutnya berada di sisi lain panggung. Dia menempatkan dirinya di tangga dekat panggung.

“Saya mulai berpikir, oke, apa yang akan terjadi selanjutnya? Ke mana dia akan pergi? Ke mana saya harus berada? Apa yang akan terjadi? Pekerjaan ini adalah tentang ekspektasi,” kata Vucci.

Dia memahami bahwa agen pengawal akan berusaha menutup-nutupi agar Trump tidak terlihat. Saat itu, Trump sebenarnya terlihat kesulitan untuk tampil rapi. Dia juga mendengar Trump meminta agen untuk menggeledah sepatunya yang lepas.

“Oke. Ada satu sepatu di sana,” kata seorang agen. “Ayo, kita ambil sepatunya.” Lalu Trump berkata, “Tunggu, tunggu, tunggu.” Dia menyentuh rambutnya, mengulurkan tangan kanannya melewati penghalang yang dibentuk agen rahasia itu, dan mengangkat tinjunya. Trump berkata, “Berjuang! Berjuang! Berjuang!ucap Vucci menceritakan momen tersebut.

Vucci terkejut saat Trump mengacungkan tinjunya ke udara. Namun dia berpikir cepat lagi dan menangkap momen itu. Sementara itu, redaksi di kantornya juga memintanya untuk tetap mengirimkan foto yang terkirim secara otomatis karena kameranya terhubung online.

Setelah Trump pergi, Vucci dan fotografer lainnya ditarik ke dalam tenda. Saat itu juga sinyal ponselnya menghilang. Ia tak mengetahui kalau foto tersebut telah diunggah dan menjadi perbincangan di media sosial. Selang 45 menit kemudian, ketika ia keluar dari tenda dan sudah berada di sebuah lapangan kosong, barulah ia mengetahui bahwa fotonya telah menjadi perbincangan warga kota.

“Hal yang menarik tentang fotografi adalah dua orang dapat melihat gambar yang sama dan memiliki reaksi yang sangat berbeda. Namun yang membuatnya begitu menarik adalah darah di wajah, bendera, kepalan tangan. Ada banyak emosi kuat yang terjadi di dalamnya. gambar itu, dan menurut saya itulah yang membuat orang bereaksi,” ujarnya.

(Senin/Senin)