Berita BMKG Update Gempa Aceh Jadi Magnitudo 5,9, Getaran hingga ke Malaysia

by


Jakarta, Pahami.id

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (Bmkg) Perbarui data gempa bumi Di Blangpidie, Ayang awalnya 6,2 hingga 5,9 besarnya.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki parameter pembaruan dengan besarnya M5.9,” kata BMKG Gempabumi dan Direktur Tsunami Daryono dalam pernyataan pers Minggu (11/5).


Gempa bumi terjadi di pantai selatan Aceh, Aceh pada hari Minggu (11/5) pada 15.57.43 WIB. Gempa bumi ini tidak hanya terasa di pulau Sumatra, tetapi juga negara tetangga, Malaysia.

Getaran terasa di beberapa daerah di Pulau Penang. Banyak orang Penang, terutama mereka yang tinggal di gedung-gedung bertingkat tinggi, merasakan gempa bumi berdasarkan jarak sekitar 500 kilometer.

Dikutip dari Selat waktuAaron Tan (36) yang tinggal di lantai 7 apartemen di pulau tikus, mengatakan bahwa kejutan gempa bumi berlangsung lebih dari satu menit.

“Aku juga bisa melihat kursi bergerak,” katanya.

Sementara itu, K. Sivan (45) mengklaim telah merasakan gempa bumi saat bekerja di lantai pertama sebuah bangunan di Masjid Kapitan Keling. Awalnya dia mengaitkan sensasi dengan imajinasinya sampai dia bertanya kepada teman -temannya.

Pernyataan tentang gempa bumi juga berasal dari penduduk kondominium tinggi di Tanjung Bungah. Wanita yang hanya ingin dipanggil Ny. Arisa mengatakan dia ada di dapur ketika dia melihat lemari bergetar selama sekitar 20 detik.

BMKG mengungkapkan penyebab gempa bumi dengan besarnya M5.9 karena aktivitas identifikasi.

“Dengan memperhatikan lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman hypocenter, gempa bumi adalah gempa bumi sederhana karena aktivitas deformasi batuan di lempeng (intraslab),” kata Daryono.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme gerakan yang berkembang (kesalahan dorong),” katanya.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi yang awalnya diinformasikan tentang kekuatan M6.2 memiliki parameter pembaruan dengan besarnya M5.9.

Pusat atau pusat gempa terletak di koordinat 3,67 ° LU; 96.83 ° timur, atau tepatnya terletak di laut 23 km barat daya Blangpidie, Aceh Barat Daya, Aceh. Pusat itu sendiri berada pada kedalaman 83 km.

Daryono mengatakan gempa bumi memiliki efek dan rasanya di wilayah Aceh Barat Daya dengan skala intensitas V MMI, yang merupakan getaran yang hampir semua penduduk, banyak orang membangun, membungkus tembikar, memantul barang -barang, tiang, dan barang -barang besar seolah -olah mereka bergetar, pendulum lonceng bisa berhenti.

“Kemudian di Aceh Selatan, Nagan Raya, Meulaboh, Subulususalam dengan skala intensitas MMI IV, yang dirasakan banyak orang di rumah,” katanya.

Gempa bumi tektonik juga dirasakan di Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, Gayo dengan skala intensitas MMI III-IV, yang dirasakan banyak orang di rumah.

“Gempa bumi juga terasa di Langsa, Aceh Singkil, Aceh Timur dengan skala intensitas MMI III atau getaran di rumah, merasakan getaran truk akan lewat,” katanya.

Tidak hanya gempa bumi di Bener Lively, Lhokseumawe, Central Aceh, Aceh Utara, Pidie, Aceh Tenggara, Tapanuli Tengah, NIAS Utara, Mountsitoli dengan skala intensitas MMI II-III, getaran di rumah. Merasakan getaran seolah -olah truk berlalu.

“Dalam Banda Aceh, Aceh Tamiang, Pidie Jaya, Simeulue dan NIAS Selatan dengan skala intensitas MMI, getaran yang dirasakan beberapa orang, objek cahaya ditangguhkan,” katanya.

Selain itu, hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak memiliki potensi tsunami.

(LOM/WIS)