Jakarta, Pahami.id –
Badan SAR Nasional sedang mengejar Waktu emas atau periode waktu yang kritis dalam proses mentransfer santry yang merupakan korban keruntuhan Jamur Di Al Khozyni Islam Boarding School, distrik SidoarjoJawa Timur.
Kepala Asosiasi Marshal Basarnas Mohammad Syafii mengatakan ini dilakukan untuk dapat mengosongkan para korban dalam keadaan kehidupan.
“Jadi kami berharap operasinya dapat segera selesai. Sekarang kami sedang mengejar Waktu emasKarena mungkin dari waktu keemasan ini kita menemukan bahwa masih ada kehidupan yang mungkin masih bisa menyelamatkan dalam hidup, “kata Syafii dalam konferensi pers pada hari Rabu (1/10).
SHAFII disebutkan menurut teori Waktu emas Durasinya hingga 12 jam setelah kejadian. Namun, katanya, pada saat ini tim dapat menjangkau para korban.
“Menurut teorinya, itu adalah 72 jam, tetapi ketika kita dapat menyentuh korban, kita dapat memberikan minuman vitamin, bahkan IV, yang memungkinkan yang relevan bertahan lebih lama,” katanya.
Sebelumnya, bangunan Musala tiga berlabuh di asrama boarding al -khoziny di Buduran, Sidoarjo, pingsan, Senin (29/9) sore.
Pada saat kejadian, ditemukan bahwa ratusan siswa melakukan doa ASR di peziarah di gedung -gedung yang masih dalam pembangunan.
Berdasarkan data sementara kantor SAR SAR hingga Selasa (30/9) malam, ada 102 korban Santri dalam insiden tersebut. Dari jumlah tersebut, tiga dari mereka dilaporkan mati. Diperkirakan ada lusinan orang yang terperangkap di reruntuhan.
Sementara itu, data BNPB hingga Selasa (9/30) malam, diduga 91 orang masih terjebak di reruntuhan gedung.
“Pada hari Selasa (30/9) pada pukul 19:00. Menurut data kehadiran siswa, 91 orang didakwa dengan penguburan,” kata kepala data BNPB, Pusat Informasi dan Komunikasi, Abdul Muhari.
(Dis/dal)