Jakarta, Pahami.id —
Organisasi Kesehatan Dunia (SIAPA) desakan Cina memberikan informasi lebih lanjut tentang asal muasal Covid-19.
Hingga saat ini, belum diketahui asal muasal penyakit yang menjadi pandemi global ini sejak pertama kali muncul pada tahun 2019.
Dalam pernyataannya pada Senin (30/12), WHO menyatakan terus meminta China untuk berbagi data dan akses mengenai Covid-19.
“Kami terus meminta Tiongkok untuk berbagi data dan akses sehingga kami dapat memahami asal muasal Covid-19. Ini merupakan keharusan moral dan ilmiah,” kata pernyataan itu. SIAPA.
WHO menekankan bahwa Tiongkok harus transparan, berbagi, dan bekerja sama dengan negara lain untuk mencegah dan mengantisipasi wabah dan wabah di masa depan.
WHO juga mengingatkan bahwa lima tahun lalu, tepatnya pada tahun 2019, Tiongkok mencatat adanya kasus virus pneumonia di Wuhan, yang di kemudian hari akan menimbulkan guncangan dan berdampak pada kehidupan manusia.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah angkat bicara mengenai permintaan WHO tersebut. Kementerian Luar Negeri Beijing menyatakan Negeri Tirai Bambu selalu terbuka dan berpartisipasi dalam penelitian ilmiah terkait penelusuran asal muasal Covid-19.
“Lima tahun lalu Tiongkok berbagi informasi wabah dan rangkaian gen virus dengan WHO dan komunitas internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning seperti dikutip. AFP.
“Tanpa penundaan, kami berbagi pengalaman kami dalam pencegahan, pengendalian dan pengobatan,” katanya kepada wartawan saat konferensi pers rutin.
Selama pandemi Covid-19, WHO berulang kali mengkritik otoritas Tiongkok karena kurangnya transparansi dan keengganan mereka untuk bekerja sama.
Tim ahli yang dipimpin WHO dan didampingi perwakilan Tiongkok akhirnya melakukan penyelidikan asal muasal pandemi Covid-19 pada awal tahun 2021.
Dalam laporan bersama, mereka mempercayai gagasan bahwa virus tersebut ditularkan melalui hewan perantara dari kelelawar ke manusia, kemungkinan dimulai dari pasar.
Penyelidik belum kembali ke Tiongkok sejak saat itu dan pejabat WHO telah berulang kali meminta Tiongkok untuk memberikan data tambahan, dikutip dari CNN.
(blq/baca)